Mengapa sang imam tersebut membuat “salam sekuler” dalam Misa? Apakah maksudnya untuk mencairkan suasana yang kaku dan formal? Kalau begitu, buatlah agar salam liturgis sungguh menyapa atau menyentuh dan sekaligus menyadarkan umat akan kehadiran dan penyertaan Tuhan serta “misteri Gereja yang sedang berkumpul”(PUMR no.50).
Sumber: Buku Tanya Jawab Pengetahuan (minimum) Hidup Menggereja, disusun oleh Johanes K. Handoko, Ketua Panitia Perayaan 30 Tahun Gereja Katolik Trinitas, Paroki Cengkareng, 2008