Pada suatu kesempatan, seorang kaya berkata bahwa ia akan membagikan kekayaannya di antara para sahabatnya, hanya jika ia sungguh mengenal siapa mereka.
Bertahun-tahun berlalu dan akhirnya orang itu meninggal pada pertengahan musim salju. Permohonan terakhirnya adalah agar pemakamannya dilakukan pada jam 4 pagi.
Wlaaupun lusinan orang berbangga karena menjadi sahabat karibnya, namun hanya ada 3 orang pria dan satu perempuan yang berdiri menghadap dengan mata merah membengkak dan sedih di samping kuburannya.
Sebelum kuburan ditimbun dengan tanah, salah satu dari pelayat, yang ternyata seorang pengacara, membacakan surat wasiat yang telah ditulis oleh orang kaya itu. Diperintahkan di dalam surat itu, supaya kekayaannya dibagi sama rata di antara mereka yang menghadiri pemakamannya pada dini hari tersebut.
Memang, rupanya yang namanya sahabat sejati jauh lebih sedikit jumlahnya daripada yang sering kita bayangkan. (Germs of Thought)
Sumber: Segelas Susu, Rahkito Jati, OMI, Yayasan Pustaka Nusatama, 2005