Featured Image Fallback

“Abah” Adi Kurdi: “Saya Ini Artis Kalau Lagi Syuting Saja…”

/

Seksi Komsos

Siapa yang tidak kenal dengan “Abah” Adi Kurdi, dalam sinetron “Keluarga Cemara”?  Berbekal pendidikan public relations selama 2 tahun di New York University, ia mendirikan Studio 3, yang salah satu kursusnya adalah melatih cara berbicara dengan baik.  Ia juga berpengalaman merapihkan gaya bicara 2 orang menteri di Kabinet Gus Dur, yakni Menteri Pariwisata Marzuki Usman, dan Menteri Keuangan Bambang Sudibyo.
Berikut ini adalah hasil wawancara Sabitah dengan Adi Kurdi, sehubungan dengan perannya selaku Ketua Komisi Kerasulan Awam di Keuskupan Bogor, dan juga sebagai salah satu pembicara dalam Seminar Kerasulan Awam yang diselenggarakan oleh Paroki Cengkareng.

Apa peranan dan tugas Bapak di dalam Kerawam Bogor?

Saya adalah Ketua Komisi Kerawam di Bogor.  Tugasnya berkeliling ke paroki-paroki lain, termasuk Paroki Cengkareng, untuk membangkitkan motivasi umat di paroki yang bersangkutan mengenai hidup sebagai kerawam dan prakteknya di dalam hidup bermasyarakat.

Bagaimana kesannya mengenai umat di Cengkareng yang ikut seminar ini?

Saya senang, walau di sini termasuk Gereja yang masih terbilang muda, namun umatnya antusias untuk datang.  Begini, peranan umat Katolik sudah diperhitungkan sekali dalam lingkup nasional di mana Indonesia dianggap termasuk negara Islam terbesar di dunia.  Jadi, hendaknya umat Katolik terlibat dalam kerawam yang dapat juga membantu peranan dalam negara.  Beberapa waktu yang lalu, delegasi perdamaian dari Indonesia yang dipimpin oleh Kardinal Julius Darmaatmadja, SJ, dan diikuti oleh sejumlah pemuka agama di Indonesia beraudiensi dengan Bapa Paus Yohanes Paulus II untuk mencegah terjadinya perang AS-Irak, dengan berusaha mempengaruhi Amerika Serikat melalui Paus agar tidak terjadi perang namun ditempuh penyelesaian secara damai.

Bagaimana dengan pengaruh keartisan Bapak dalam hidup kerawam ini?

Itu kan profesi.  Saya ini artis kalau lagi syuting saja.  Karena itu memang tanggungjawab pekerjaan.  Seperti halnya seorang direktur perusahaan, di kantor ia sebagai atasan, tetapi kalau di rumah, ia ayah bagi anak-anaknya dan suami bagi istrinya.  Saya bukan sebagai artis ketika memberikan pelayanan saya di Kerawam.

Harapan Bapak untuk kaum muda mengenai kerawam ini?

Kaum muda bisa merintis hidup kerawam dengan mulai terlibat dalam kegiatan-kegiatan di Gereja.  Mulailah dari lingkup yang kecil, dari keluarga, Lingkungan, Gereja, dan masyarakat.  Yang tua membimbing kaum muda dengan pengalaman-pengalamannya.  Dengan adanya dialog dan komunikasi antara yang tua dengan yang muda untuk saling berbagi dan bekerjasama dalam kerawam ini, akan membantu Gereja dalam menyebarkan ajaran Gereja dan peranan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

Tetapi biasanya kaum muda jarang diajak berdialog?

Justru itu.  Dengan berkegiatan, mereka diberi kesempatan untuk berdialog.  Berdialog juga bisa diawali dari keluarga.  Kalau dari keluarga saja kaum muda sudah tidak bisa berdialog, bagaimana mereka akan berdialog nantinya di dalam masyarakat?!

(Sumber: Sabitah no. 4, tahun 2003)

Artikel Serupa

Featured Image Fallback

Mata Fariz R.M. Berkaca-Kaca

/

Seksi Komsos

Pengantar: Pada 25 Desember 2010, Fariz R.M. bernyanyi dalam Ibadah Natal GKI MaulanaYusuf bersama Qasidah Ar-Rahman, yang  dilanjutkan dengan sapaan Natal oleh Ulil Abshar Abdalla. ...
SELENGKAPNYA
Featured Image Fallback

Anne Avantie: “Pelayanan Mulai Dari Rumah”

/

Seksi Komsos

Melayani bukan pada tanggal berapa, hari apa, jam berapa dan, dengan siapa. Tetapi melayani itu sewaktu-waktu, di mana pun dan pada siapa pun! Dalam keheningan ...
SELENGKAPNYA