STOP SEMANGAT EKSKLUSIF
Oleh: Romo Antonius Widiatmoko, OMI
Salah satu godaan terbesar zaman ini adalah semangat eksklusif – yaitu semangat yang membuat seseorang merasa dirinya paling istimewa, paling khusus, dibandingkan dari orang lainnya. Yang penting adalah “aku” – diri sendiri. Urusanmu bukan urusanku, singkatnya berlaku hukum “elu-elu – gue-gue”. Dalam bidang rohani, misalnya, semangat eksklusif ini membawa orang untuk merasa hanya dirinya yang pantas menerima berkat Tuhan, orang lain dirasakan tak pantas untuk mendapat berkat yang sama karena satu dan lain hal. Maka muncullah “saudara-saudara dari semangat eksklusif” yaitu rasa sombong dan iri hati jika seseorang ternyata mendapatkan yang lebih baik atau lebih banyak darinya.
Orang dengan semangat eksklusif adalah orang yang tidak berbahagia, karena ia menganggap orang lain adalah bukan bagian dari hidupnya. Apa tanggapan Tuhan Yesus Kristus atas semangat eksklusif ini?
Tuhan Yesus melarang adanya semangat eksklusif. Tuhan Yesus meminta murid-muridNya untuk tidak mencegah orang yang bukan bagian dari mereka tetapi melakukan penyembuhan dalam nama Yesus.
Apakah semangat eksklusif diam-diam ada dalam diri kita?
Apakah kita merasa diri kita paling khusus, paling istimewa?
Semangat eksklusif memisahkan kita dari orang lain, melumpuhkan kita dari melihat orang lain sebagai bagian yang memperkaya hidup kita. Semangat eksklusif mencegah kita untuk ikut terlibat ataupun mau melibatkan orang lain dalam segala pekerjaan untuk kemuliaan Tuhan.
Tuhan Yesus meminta kita untuk selalu menjadi saksiNya, menjadi terang dan garam dunia. Kalau ada semangat eksklusif dalam diri kita, apakah kita dapat menjadi saksi sejatiNya?