Featured Image Fallback

Tekan Resiko Penyakit Jantung

/

Seksi Komsos

Saat ini penyakit jantung menduduki tingkat pertama penyebab kematian, baik di dunia maupun di Indonesia.  Dr. Winarto, SpJP, FIHA, mengajak kita semua untuk dapat menekan resiko penyakit ini serendah mungkin.

Penyakit jantung yang sekarang lebih dikenal dengan nama “penyakit kardiovaskuler” yang meliputi jantung koroner, stroke sumbatan, dan pembuluh darah perifer.  Penyakit kardiovaskular ini sering terjadi mendadak tanpa ada keluhan sebelumnya.  Banyak orang tidak mengetahui bahwa sebelum terjadi serangan jantung, sebenarnya ia sudah mempunyai beberapa faktor resiko kardiovaskular.

Orang-orang yang mempunyai faktor resiko inilah yang kemungkinan akan mengalami serangan penyakit kardiovaskular.  Oleh karena itu, mengetahui adanya faktor-faktor resiko sebelum terjadi serangan dan mengatur faktor resiko serendah mungkin merupakan keharusan yang perlu dilakukan sehingga kejadian dan tingkat kematian penyakit kardiovaskular dapat diturunkan.

 

KLASIFIKASI FAKTOR RESIKO

Semakin banyak faktor resiko yang ditemukan pada seseorang, semakin tinggi derajat resiko orang tersebut mengalami serangan penyakit kardiovaskular.  Menurut SCORE – Systemic Coronary Risk Evaluation, 2007 – yang dimaksud resiko tinggi adalah kejadian kardiovaskular vatal yang akan terjadi dalam waktu 10 tahun ke depan yang melebihi 5%.  Tampaknya, merokok juga menambah tingginya resiko tersebut.  Bila melihat faktor-faktor di bawah ini, sepertinya saat ini kita sulit menemukan orang dengan resiko rendah.  Jadi, kita semua harus waspada!

3 KELOMPOK FAKTOR RESIKO KARDIOVASKULAR

1.  Tradisional yang tidak dapat diatur:  Genetik; Umur; Jenis kelamin.

2.  Tradisional yang dapat diatur: Merokok; Stress/depresi; Kurang aktivitas fisik; Konsumsi alkohol; Kegemukan/obesitas; Hiperkolesterol; Hipertensi (tekanan darah tinggi); Diabetes melitus (kencing manis).

3.  Baru/moderen dengan pemeriksaan laboratorium/penunjang medik: CRP dan hs CRP meninggi; Adiponectin menurun; Micro-albuminuria; Rasio APO-B/APO A-1 meningkat; Lp (a) meningkat; Fibrinogen meningkat; Homosistein meningkat; Kolesterol HDL rendah; Trigliserida tinggi; Keadaan hiperkoagulasi; LVH (pembesaran jantung); Skor kalsium yang tinggi pada CT-Scan; Carotid Intimal Medial Thickness; Riwayat pre-eklampsia dan eklamsia (bagi para wanita yang hamil); Sindroma metabolik.

 

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO DENGAN KEJADIAN SERANGAN JANTUNG

Inter Heart Study 2004 yang merupakan penelitian besar yang diikuti oleh 52 negara, 262 lembaga, dan melibatkan 15.000 pasien, menemukan adanya hubungan antara faktor resiko dengan kejadian serangan jantung koroner pertama kali.

 Faktor Resiko  Kejadian Serangan Jantung
 1. Merokok  2,9 kali
 2. Diabetes  2,4 kali
 3. Darah tinggi  1,9 kali
 4. Apo B/Apo A-1  3,3 kali
 5. Faktor 1, 2, dan 3  13 kali
 6. Faktor 1, 2, 3, dan 4  42,3 kali
 7. Kegemukan dan Faktor ke-6  68,5 kali
 8. Psikososial dan Faktor ke-7  182,9 kali
 9. Seluruh Faktor resiko  333 kali

BAGAIMANA MENURUNKAN FAKTOR RESIKO KARDIOVASKULAR?

Menurut European Society of Cardiology (ESC, 2007), orang dengan resiko jantung tetapi tampak sehat harus berusaha untuk:

1. Tidak merokok.

2. Memilih makanan sehat (buah dan sayuran).

3. Latihan rutin dengan aktivitas sedang, minimal selama 30 menit seharinya.

4. Turunkan berat badan menuju berat badan ideal dengan MI < 25 kg/m2

5. Hindari pembesaran perut (obesitas sentral) dengan lingkat perut pada pria < 102 cm dan pada wanita < 88 cm.

6. Tekanan darah harus < 140/90 mmhg

7. Total kolesterol < 190 mg/dl

8. Kolesterol LDL <115 mg/dl

9. Gula darah puasa < 110 mg/dl

Sedangkan orang dengan faktor resiko tinggi khususnya yang pernah mempunyai penyakit kardiovaskular atau diabetes, maka seharusnya:

1. Tekanan darah < 130/80 mmhg (bila memungkinkan).

2. Kolesterol total < 155-175 mg/dl

3. Kolesterol LDL < 80-100 mg/dl

4. Gula darah puasa < 110 mg/dl

5. HbA1C < 6,5%

Hasil Inter Heart Study 2004 membuktikan bahwa modifikasi faktor resiko dapat menurunkan kejadian serangan jantung dengan cukup berarti.

 Modifikasi faktor resiko  Penurunan Resiko 
 1. Tidak merokok  65%
 2. Konsumsi buah & sayur  30%
 3. Latihan rutin  14%
 4. Minum sedikit alkohol  9%
 5. Faktor 1 dan 2  76%
 6. Faktor 1, 2, dan 3  79%
 7. Faktor 1, 2, 3, dan 4  81%

Mari kita semua berusaha untuk mengurangi faktor resiko penyakit kardiovaskular.  Tekanlah serendah mungkin, itulah kunci untuk menurunkan kejadian dan kematian akibat penyakit kardiovaskular.  

TAHUKAH ANDA?

Kurang lebih 17 juta orang di seluruh dunia meninggal tiap tahun karena penyakit kardiovaskular.

Survei yang dilakukan Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2004, yang merupakan kerjasama antara Promkes Departemen Kesehatan, Litbang, dan Biro Pusat Statistik di tahun 2004 menunjukkan lebih dari 58% setiap rumah tangga mempunyai sedikitnya seorang perokok dalam rumahnya dan 91,8% dari mereka merokok di rumah.  Saat ini terdapat setidaknya 43 juta anak dan ibu sebagai perokok pasif.  Perokok wanita 1,4% pada tahun 2001, menjadi 1,7% di tahun 2003 dan menjadi 4,5% dalam tahun 2004.  Semua ini membuat resiko penyakit kardiovaskular meningkat.

TERMINOLOGI

CRP/hs CRP: C-Reactive Protein/High-sensitivity C-reactive Protein; ukuran kandungan protein dalam darah yang bisa jadi sinyal peradangan.

Adiponectin:  Hormon protein yang diproduksi oleh sel lemak yang mempengaruhi respons tubuh terhadap insulin dan juga mempunyai efek anti-peradangan pada dinding sel darah.

Micro-albuminuria: Tes untuk melihat kuantitas protein albumin dalam sampel urin.

Ratio Apo-B/Apo A1: Pemeriksaan yang lebih akurat daripada rasio LDL, HDL, atau Total Cholesteroal, Triglycerides berupa pengukuran apolipoprotein.

Lp (a), lipoprotein: Protein yang berhubungan dengan lemak yang membawa zat kolesterol dalam darah; merupakan salah satu faktor resiko jantung koroner yang disebabkan oleh konsumsi alkohol.

Fibrinogen: Protein yang memegang peranan penting dalam pembekuan darah.

Homosistein: Asam amino sederhana yang dihasilkan tubuh ketika menyerap dan menggunakan protein; biasanya meningkat seiring bertambahnya usia.

Kolesterol HDL: High-density lipoprotein; ukuran penanda kepadatan/kuantitas kolesterol.  Ukuran sebaliknya disebut Kolesterol LDL (low-density lipoprotein).

Trigliserida: Merupakan lemak utama dalam tubuh, dibentuk di hati dari gliserol dan lemak yang berasal dari makanan atau dari kelebihan kalori akibat makan berlebihan.

Hiperkoagulasi: Kondisi ketika darah lebih muda membeku.

LVH – Left Ventricular Hypertrophy: pembesaran/penebalan dinding bilik kiri jantung. 

Carotid Intimal Medial Thickness: Prediksi pengukuran resiko jantung dan stroke pada usia muda dan pertengahan dewasa.

Pre-eklamsia: Penyakit hipertensi yang disebabkan kehamilan.  Ditandai dengan hipertensi, edema (pembengkakan), dan proteinuri masif setelah kehamilan minggu ke-20.

Eklamsia: Pre-eklamsia yang disertai kejang.

Sindroma Metabolik: Sekumpulan penyimpangan fungsi tubuh berupa obesitas sentral (kegemukan terutama pada ukuran lingkar perut yang berlebih), tekanan darah tinggi, peningkatan kadar kolesterol, gangguan resistensi insulin, maupun diabetes melitus.

BMI: Body Mass Index, metode yang paling berguna dan banyak digunakan untuk mengukur tingkat obesitas.

HbA1C: Tes laboratorium darah untuk mengukur jumlah molekul darah merah yang mengandung gula.

Sumber: Majalah Health First, Vol. 2, April-Juni 2008, Pondok Indah Healthcare Group 

Artikel Serupa

Featured Image Fallback

Sembuh Itu Benar-Benar Ada

/

Seksi Komsos

Senja, 7 Oktober 2011, di dasar sebuah dam sedalam 5 meter, saya menelungkup di atas sebuah batu besar dalam kondisi basah kuyup.  Kedua kaki saya ...
SELENGKAPNYA
Featured Image Fallback

Infeksi Hepatitis A Pada Anak

/

Seksi Komsos

Seorang anak laki-laki, berusia 7 tahun, dirujuk ke rumah sakit karena perdarahan aktif di tungkai, punggung, dan gusi. Perdarahan tersebut dikeluhkan sejak 5 hari sebelum ...
SELENGKAPNYA