Berbicara tentang kebangkitan menyisakan sebuah pertanyaan apakah rahasia kebangkita bisa terkuak padahla kita belum emngalami kematian. Masuk dalam dunia kebangkita tidak harus mengalami kematian fisik. Bangkit mempunyai arti: perubahan dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Kurang bersemangat menjadi bersemangat. Kurang peduli menjadi lebih peduli. Mengapa Tuhan mengijinkan manusia berada dalam keadaan yang kurang baik? Mari kita simak injil Yohanes.
Yohanes bab 11:14 Karena itu Yesus berkata dengan terus terang : “Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu supaya kamu dapat belajar percaya.” 39 Kata Yesus, “Angkat batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepadaNya : “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.” 40 Jawab Yesus, “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu : Jikalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah?” 43 Dan sesudah berkata demikian berserulah Ia dengan suara keras, “Lazarus, marilah keluar!” 44 Orang yang telah mati itu datang keluar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka, “Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.”
Seringkali kita berada dalam keadaan yang tidak kita sukai. Kita ingin mengeluh atas kejadian tersebut. Mungkin juga kita ingin protes, tetapi sering kali pula Tuhan mempergunakan keadaan itu untuk membentuk kita. Pada waktu muda, walaupun sering pergi ke gereja, sering ikut pelayanan, dalam banyak hal saya sangat mengandalkan kemampuan saya sendiri. Termasuk dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang pribadi. Dapat dikatakan bahwa Tuhan tidak dilibatkan dalam urusan pribadi saya. Tuhan tidak berkenan akan hal ini. Tuhan mau semua orang mengandalkan kekuatanNya, bukan hanya kekuatan sendiri. Tuhan mau kita percaya kepadaNya, mengakui keterbatasan kita dan bersandar kepadaNya. Tuhan mau dilibatkan, mau bekerja sama dengan kita. Karena kita hanya mengandalkan kemampuan kita sendiri, maka kesulitan datang. Dengan bertambahnya usia, dengan merenungi pengalaman-pengalaman hidup, kita dapat mengerti ayat di atas, “sebab demikian lebih baik bagimu supaya kamu dapat belajar percaya.”
“Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Tuhan memerintahkan untuk bangkit, suatu perintah! Kalau kita ingin terlibat dalam karya Tuhan kita tidak dapat berdiam diri saja. Ada begitu banyak masalah di sekeliling kita. Kalau kita berbicara mengenai kebangkitan, kita perlu menyadari bahwa perintah untuk bangkit itu juga ditujukan kepada kita, baik yang tua maupun yang muda. Bangkit dari ketidak pedulian kita, bangkit dari pesimisme kita, bangkit dari sikap dan pola pikir negatif kita, bangkit dari eksklusifitas kita.
Semua orang itu ketakutan dan memuliakan Allah,…….. Kita bangkit untuk memuliakan nama Allah. Kita diperintahkan untuk bangkit dari keadaan yang tidak baik, bukan terutama untuk kepentingan kita sendiri, tetapi untuk kemuliaan Allah. Hanya dengan demikian kebangkitan itu mempunyai arti.
“Semoga Kita ikut Bangkit Bersama DIA, Selamat Hari Raya Paskah.”
Drs. Psi. Augustinus Sulaeman, MBA, konsultan, berkantor di Rukan Mutiara Taman Palem.
Sumber : Majalah Sabitah 37