Featured Image Fallback

Jadilah Penyala Lampu

/

Seksi Komsos

 
Sejumlah orangtua sedang duduk di serambi tetangga mereka sambil berdiskusi tentang anak-anak mereka.  Mereka berbicara tentang lingkungan yang negatif tempat anak-anak harus bertumbuh – lingkungan yang penuh dengan obat-obatan, kekerasan, dan rasa ketidak berdayaan yang merajalela.  Bagaimana mungkin mereka, para orangtua, dapat membawa terang ke dalam dunia anak-anak mereka yang tampaknya sudah begitu gelap dan tidak berdaya? 
Dapatkah mereka memberikan pengaruh positif yang cukup ke dalam hidup anak-anak mereka sehingga anak-anak itu tidak hanya sekedar bisa hidup, tetapi mungkin dapat bekerja untuk mengubah dunia di sekitar mereka?  Percakapan berlanjut terus selama beberapa waktu.

Salah seorang tua, seorang guru fisika, berkata: “Saya kira kita dapat membuat perbedaan di dalam hidup anak-anak kita jika kita menjadi penyala lampu.”

“Penyala lampu? Apa yang engkau maksudkan?” tanya yang lainnya.

Ia menjelaskan.  “Menjelang peralihan abad, seorang penyala lampu pergi berkeliling ke jalan untuk menyalakan lampu-lampu jalan.  Ia membawa sebatang galah yang panjang dengan sebatang lilin kecil di ujungnya yang digunakan untuk menyalakan lampu-lampu sumbu.  Namun, dari kejauhan engkau tidak dapat melihat penyala lampu dengan sangat baik.  Cahaya dari satu lilin kecil tidak begitu terang di tengah-tengah kegelapan malam.”

“Akan tetapi,” ia melanjutkan, “engkau dapat mengikuti pergerakan penyala lampu ketika ia menyusuri sepanjang jalan.  Kehadiran lilinnya hampir tidak kelihatan sampai cahaya lilin itu bergabung dengan cahaya lampu-lampu jalan yang baru saja dinyalakan.  Seberkas cahaya menghilangkan sebagaian dari kegelapan malam, dan saat melihat ke belakang, engkau dapat menyaksikan bahwa sinar cahaya lampu-lampu jalan membuat seluruh jalan terang bagaikan siang.  Dengan demikian, kegelapan dihalau.”

Lalu para orangtua itu bersorak hampir menyerupai sebuah paduan suara.  “Itu dia! Kita akan menjadi penyala lampu bagi anak-anak kita.  Kita akan menjadi model peran mereka.  Kita akan memberikan nyala kita sendiri untuk menyalakan lampu kebijaksanaan dalam diri setiap anak, dan dengan cinta, kita menyediakan minyak yang diperlukan untuk menghidupkan dan mempertahankan nyalanya.  Dengan demikian, kita akan menolong mereka untuk menjadikan diri mereka sendiri cukup terang sehingga mampu mengalahkan kegelapan dan ketidak berdayaan dunia mereka.”

Sumber: Percikan Kebijaksanaan, Brian Cavanaugh, TOR, Obor, 2003

Artikel Serupa

Featured Image Fallback

Tantangan Keluarga Katolik di Zaman Sekarang

/

Seksi Komsos

Romo Alexander Erwin Santoso, MSF, Ketua Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta, beberapa waktu yang lalu sempat bertandang ke Gereja Stasi Santa Maria Imakulata untuk ...
SELENGKAPNYA