Featured Image Fallback

Intisari Homili Minggu Biasa XXIV, 13 September 2009

/

Seksi Komsos

Berserah Total Pada Tuhan
Oleh: Romo Vincentius Watun, OMI

Dalam Kitab Yesaya yang dibacakan hari ini, kita mendengarkan tentang Yesus Kristus yang mempercayakan dan menyerahkan diri sepenuhnya pada Allah.  Ia pun merendahkan diriNya sampai sehabis-habisnya, menyerahkan nyawa untuk memperolehnya kembali, sehingga kita yang telah dibaptis dalam nama Yesus Kristus, akan memperoleh hal yang sama.  Itulah yang dinamakan penyerahan diri total, dan itu pula yang membuka jalan bagi kita sebagai hambaNya untuk mengikuti semua yang dikehendaki Allah bagi kita.

Sebagai seorang yang menyerahkan diri secara total kepada kehendak Allah, kita harus percaya penuh akan penyelenggaraan Allah pada kita setiap saat.  Misalnya para orangtua yang selalu mendoakan anak-anaknya.  Tetapi seringkali para orangtua memaksakan kehendaknya pada Tuhan, dan bukan membiarkan Tuhan yang mengatur segalanya.  Kita boleh meminta, tapi jangan mendikte Tuhan.

Kalau kita mengaku sebagai orang-orang beriman, tentunya kita tidak menjadi teroris bom yang bersedia bunuh diri.  Ini sebetulnya paradoks dari ajaran agama manapun yang ada di negara kita.  Semua agama mengajarkan harmoni kehidupan tapi lihatlah sekarang, kekejaman demi kekejamaan mulai terjadi, bahkan ajaran-ajaran sesat mulai bermunculan, sama seperti yang dikatakan Yesus dan Kitab Wahyu.  Iman kita ditantang.  Apakah kita menghidupi iman kita itu, atau iman hanyalah sebagai formalitas saja yang tentunya tidak akan membawa kita bertahan hingga akhir?

Untuk itulah, keluarga perlu selalu memiliki iman yang berpegang dan bersumber pada Yesus Kristus.  Keluarga adalah tempat kita berkumpul dan berdoa bersama.  Berdoa adalah sarana untuk lebih kenal dan lebih dekat kepada Kristus.  Tetapi sayangnya, tradisi bagus dari keluarga mulai terkikis hilang, seperti misalnya tradisi makan bersama yang sekarang digantikan oleh acara televisi atau juga kesibukan pekerjaan sehingga orangtua tidak dapat makan bersama anak-anaknya. Atau kita juga mendengar tentang kartu kredit yang ditanam di bawah kulit manusia.  Itulah sebagian contoh setan-setan moderen yang sedang menguasai dunia.

Kita perlu membangun kehidupan kita di atas dasar pelayanan dan kemiskinan, lewat iman dan penyerahan diri total kepada Tuhan.  Siapa yang berpegang teguh pada imannya, berdoa, dan membaca Kitab Suci akan tetap bertahan dan selamat sampai akhir.

Artikel Serupa

Featured Image Fallback

Selamat Hari Pentakosta

/

Seksi Komsos

AIR KEHIDUPAN “Kita semua diberi minum dari satu Roh.” (1 Korintus 12:13) Hari ini, pada Minggu Pentakosta dan ulang tahun Gereja, Allah mengundang kita untuk ...
SELENGKAPNYA
Featured Image Fallback

Intisari Homili Minggu Biasa III, 24 Januari 2010

/

Seksi Komsos

Siapa Yang Terhebat?Oleh: Romo Antonius Widiatmoko, OMI Seringkali kita menjadi sombong akan apa yang telah kita perbuat bagi Kerajaan Allah.  Sepertinya, tidak ada orang lain ...
SELENGKAPNYA