1. Para Bapa Uskup, segenap imam dan seluruh umat Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih. Syukur dan pujian bagi Allah, bahwa pada Pesta Agung Tubuh dan Darah Kristus hari ini, saya dapat secara resmi mengumumkan rencana Gereja semesta untuk merayakan Tahun Imam. Ada kaitan yang erat antara Tubuh dan Darah Kristus dengan Kristus sebagai Imam Agung yang mengorbankan Diri demi keselamatan kita. Erat kaitan antara Ekaristi dan Imamat dalam Gereja yang ingin kita syukuri dan maknai secara lebih mendalam dengan merayakan Tahun Imam ini.
3. Keuskupan Agung Jakarta menyambut Tahun Imam ini dengan gembira dan penuh syukur. Semoga kita semua, baik para uskup, imam, dan awam yang juga dalam Kitab Suci disebut umat imami dapat mendalami kekayaan kuasa rohani Gereja yang begitu agung dan dalam karena dilibatkan dalam Imamat Tuhan Yesus. Untuk itu keuskupan akan mengadakan acara-acara yang diselenggarakan sepanjang Tahun Imam itu. Yang sudah jelas adalah Keuskupan akan membuka Tahun Imam ini dengan 2 cara. Cara pertama, pada tanggal 19 Juni 2009, para imam bersama umat membuka resmi Tahun Imam dengan merayakan Pesta Hati Yesus Yang Maha Kudus dan Hari Doa Sedunia untuk kesucian para imam di semua paroki Keuskupan Agung Jakarta atau di komunitas imam masing-masing. Kiranya sore hari pantas dipilih agar sebanyak mungkin umat dapat ikut serta. Sebagai cara yang kedua, pada tanggal 22 Juni 2009 pagi, pkl. 09.00, para imam akan berdoa bersama saya di Aula Katedral, mencerna bahan pendalaman mengenai imamat dan sharing bersama, lalu ditutup dengan Perayaan Ekaristi di Gereja Katedral, pkl. 10.30.
4. Setelah pembukaan tersebut, acara yang sudah jelas bagi imam dan umat adalah: pertama, tersedianya tema-tema khusus yang disediakan untuk setiap Sabtu sore dan Minggu sesudah Jumat Pertama. Dengan demikian, selama Tahun Imam itu imam bersama umat lewat homili atau pengajaran dapat mendalami misteri kasih Allah, misteri imamat Tuhan Yesus yang ada dalam Gereja, lewat tema-tema yang berkesinambungan. Kedua, agar Pesta Hati Yesus Yang Maha Kudus dirayakan setiap bulan secara istimewa pada Jumat Pertama, demikian pula hari Sabtu setelah Jumat Pertama dalam bulan sebagai Sabtu Imam, di mana doa secara khusus diadakan untuk imam.
5. Sebagai persiapan merayakan Tahun Imam, mari kita dalami Pesta Tubuh dan Darah Kristus hari ini, karena memang sangat erat hubungan Ekaristi dan Imamat. Tubuh dan Darah Kristus merupakan karunia yang paling agung, dan paling penting bagi kehidupan kita. “Paling Agung” karena merupakan Pemberian Diri Allah Putera sendiri, Yesus Imam Agung bagi kita. Pemberian Diri total, kasih yang sehabis-habisnya. “Paling penting” bagi kita, karena pemberian Diri Allah Putera tersebut merupakan korban pelunas bagi dosa kita.
6. Injil Markus yang kita dengarkan hari ini, secara sangat sederhana mengungkap bahwa saat Tuhan Yesus merayakan Paskah bersama murid-muridNya, Ia menyatakan bahwa roti yang Ia berikan kepada para murid adalah TubuhNya dan anggur dalam cawan adalah DarahNya (bdk. Mrk 14:22-24). Dia memaknai roti dan anggur itu sebagai Tubuh yang esok harinya dikorbankan di kayu salib dan Darah Perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang. Mengenai peristiwa tersebut, St. Paulus dalam Bacaan II tadi menegaskan bahwa dengan cara tersebut “Kristus telah datang sebagai Imam Agung demi kesejahteraan yang akan datang.” (Ibr 9:11) dan masuk ke tempat kudus di mana korban dipersembahkan kepada Allah “dengan membawa DarahNya sendiri. Dengan demikian Ia telah mendapatkan pelunasan kekal.” (Ibr 9:12). Inilah pokok imamat Tuhan kita Yesus Kristus, yang bertindak sekaligus sebagai Imam dan Korban. Inilah pokok dan suber keselamatan bagi seluruh umat manusia di mana kita ada di dalamnya. Kita syukuri pula bahwa Imamat Tuhan Yesus tadi dilestarikan di dalam Gereja dan menyertai Gereja sepanjang masa, sejak Tuhan Yesus berpesan kepada para rasul mengiringi pemberian Tubuh dan DarahNya: “Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku.” (bdk Luk 22:19). Imamat Tuhan Yesus Kristus sejak itu hadir di dalam Imamat Gereja melalui orang yang tertahbis menjadi imam, yaitu para uskup dan para imam serta diakon tertahbis.
7. Mari kita sambut Tahun Imam dengan penuh syukur dan sukacita. Hendaknya para imam masih mengisi dengan kegiatan-kegiatan pribadi dan acara-acara bersama yang bermakna, sehingga meningkatlah kesucian hidup dan pelayanan sebagai imam. Kalau para imam ingin menjadi lebih suci, bukanlah pertama-tama menjadi “lebih saleh” dan “lebih dari umat”, melainkan bahwa Tuhan Yang Mahakudus semakin merangkul kita dan kita mau dirangkulNya. Tuhan merangkul kita dalam pelayanan umat. Oleh sebab itu dalam hidup dan pelayanan imam, doa menjadi jiwa sejati; cinta tulus kepada umat merupakan wujud nyata cinta kita kepada Tuhan, melalui segala perhatian dan pelayanan tanpa pamrih. Semoga kita semua makin sadar akan keagungan kuasa Imamat Kristus demi keselamatan jiwa-jiwa, sehingga kita tak membuang-buang waktu dan segala daya upaya kita arahkan ke sana. Semoga kita dapat makin bersyukur, makin bangga dilibatkan dalam Imamat Kristus, tetapi tetap rendah hati dan makin bertanggungjawab atas pelayanan-pelayanan imamat kita. Semoga hidup kita para imam semakin terbaktikan kepada Tuhan dalam melayani umat. Saya yakin bahwa Tuhan Yesus sendirilah, Imam Agung, lewat Paus kita, yang menginginkan agar kita para imam GerejaNya membarui diri sebagai imam-imamNya sehingga dengan rahmatNya kita semua mampu lewat suka duka hidup, karya dan pelayanan Sakramen, teristimewa lewat Korban Ekaristi yang kita rayakan, makin baik menghadirkan Imamat Agung Yesus sendiri bagi umatNya dan bagi setiap hati yang terbuka. Seluruh umat saya undang untuk ikut menjaga dan memelihara keagungan Imamat Kristus yang diemban oleh para uskup dan imam. Dalam ujud itu saya ucapkan “Selamat merayakan Tahun Imam,” Amin.
Tertanda,
Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ
(dibacakan sebagai pengganti khotbah pada setiap Misa, Sabtu/Minggu, 13/14 Juni 2009)