“There were time when i look at my life and think that i can’t do this and i can’t do that. And you keep on concentrating on the things on the things that you wish you had, and the things you wish you didn’t have. And suddenly you forget what you do have….”
Tentunya kita pasti pernah jatuh dalam depresi, kesedihan yang mendalam, kekecewaan pada diri sendiri, menyalahkan diri dengan apa yang tidak kita miliki atau bahkan berharap tidak memiliki kekurangan yang tidak kita miliki saat ini. Tapi sadarkah kita, bahwa setiap saat kita justru berfokus pada segala hal yang kita harapkan kita miliki, dan kita harap kita punya atau tidak punya, justru kita lupa pada apa yang kita miliki. Kita lupa bersyukur, dan lupa berterima kasih pada Tuhan.
Nick Vujicic, seorang pria kelahiran Australia 4 Desember 1982, lahir tanpa kaki dan tangan. Kini dia menjadi seorang pendeta dan motivational speaker. Bisakah kita menjadi seperti dia apabila kita terlahir dalam fisik seperti dia? Nick mungkin tidak memiliki mental yang kuat dalam menerima keadaan dirinya, namun dia memiliki iman yang kuat untuk bisa bersyukur dengan apa yang dia miliki, dan berhenti memikirkan pada apa yang tidak ia miliki. Sekedar info, Nick Vujicic pernah memberikan kesaksian di LP Cipinang Jakarta. Well, Nick Vujicic memang bukan seorang antiokhers, tapi ia memiliki semangat yang patut kita acungi jempol dan bisa menjadi teladan kita semua, baik dalam hidup sehari-hari maupun dalam iman.
This article taken from Antiokhia Website.
WRITER
Yofie Setiawan, Peserta Week End 17 Antiokhia Trinitas Cengkareng, Week End Sweet Seventeen. Saat ini kesibukan bekerja sebagai freelance web designer dan developer yang mandiri. Demi tidak mengikuti gerak tari di Antiokhia, dia memilih menjadi gitaris pengiring lagu. Sangat menyukai musik dan design. Senang berkarya di ladang Tuhan terutama di Antiokhia.