“Hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalananKu”
(Rm 8:31b-39; Luk 13:31-35)
“ Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” (Luk 13:31-35), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Seorang utusan yang baik senantiasa maju terus melaksanakan tugas pengutusan atau pekerjaannya, meskipun harus menghadapi aneka ancaman, tantangan dan hambatan serta masalah. Ada rumor “maju kena mundur kena” , kiranya orang baik dan setia pada tugas pengutusan akan memilih untuk maju terus, tidak akan menyerah dalam menghadapi ancaman, tantangan dan hambatan. Maka kami berharap kepada segenap umat beriman atau beragama untuk tetap setia melaksanakan tugas pengutusan, antara lain yang utama dan pertama-tama adalah tugas untuk menyebarluaskan apa yang baik, yang menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan atau kebahagaian jiwa manusia. Kiranya kedatangan atau kehadiran kita dimanapun dan kapanpu hendaknya akan memperoleh komentar dari banyak orang, sebagaimana disabdakan oleh Yesus “ Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan”. Kedatangan atau kehadiran kita dimanapun dan kapanpun hendaknya ‘dalam nama Tuhan’, sehingga kita sungguh hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Hendaknya tidak hidup dan bertindak hanya mengikuti kemauan atau keinginan pribadi alias seenaknya sendiri. Ketika menghadapi ancaman, hambatan atau masalah hadapi dan sikapi ‘dalam nama Tuhan’ artinya bersama dengan Tuhan, maka kita akan mampu mengatasi atau menyelesaikannya. Marilah kita bangun dan perdalam keutamaan tangguh dalam diri kita. “Tangguh adalah sikap dan perilaku yang sukar dikalahkan dan tidak mudah menyerah dalam mewujudkan suatu tujuan atau cita-cita tertentu” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 27).
· “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka” (Rm 8:31b-33). Kita semua adalah orang yang terpilih. Ingat dan sadari bahwa masing-masing dari kita merupakan buah persatuan satu sel sperma dan satu sel telur, dimana ada jutaan sel sperma merebut satu sel telor dan kemudian bersatu, tumbuh berkembang menjadi manusia. Siapakah manusia itu? Tidak lain adalah kita semua. Dengan kata lain kita semua adalah pemenang, yang telah mengalahkan jutaan lawan lainnya, yang berarti ‘Allah di pihak kita’. Jika Allah ada di pihak kita, maka kita akan mampu mengalahkan aneka ancaman, hambatan dan masalah. Aneka ancaman, hambatan atau masalah ada kemungkinan bersumber dari setan alias mengandalkan kekuatan setan, dan setan dengan mudah dikalahkan oleh Allah, maka bersama dan bersatu dengan Allah kita akan mampu melakukan apapun demi keselamatan dan kebahagiaan jiwa manusia. Bersama dan bersatu dengan Tuhan berarti senantiasa melaksanakan kehendak dan perintah Tuhan, yang antara lain tertulis di dalam Kitab Suci. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk rajin membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci serta kemudian menghayatinya di dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Atau dengan rendah hati saya merelakan jika apa yang saya coba kutip dan tulis setiap hari dibaca dan diperdalam kembali atau disebarluaskan kepada teman-teman anda. Jika apa yang saya coba refleksikan baik, silahkan sebarluaskan kepada teman-teman anda.
“Tetapi Engkau, ya ALLAH, Tuhanku, bertindaklah kepadaku oleh karena nama-Mu, lepaskanlah aku oleh sebab kasih setia-Mu yang baik! Sebab sengsara dan miskin aku, dan hatiku terluka dalam diriku; Tolonglah aku, ya TUHAN, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, supaya mereka tahu, bahwa tangan-Mulah ini, bahwa Engkaulah, ya TUHAN, yang telah melakukannya”
(Mzm 109:21-22.26-27)