Oleh: Romo F.X. Sudirman, OMI
Dalam hidup ini, kita dihadapkan pada pilihan-pilihan. Kita memilih sekolah yang baik, pekerjaan yang cocok, dan lainnya. Begitu juga dalam hal kita sebagai orang beriman, kita perlu punya pilihan yang menjamin masa mendatang.
Kebanyakan orang belum merasakan tenteram dan aman dengan apa yang dipunyainya sekarang ini. Dalam Bacaan Injil Minggu ini dikatakan bahwa seorang muda yang kaya gelisah dan membayangkan hidup kekal di masa datang, padahal ia mengaku sudah melakukan semua perintah Allah. Tapi dengan begitu pun orang muda itu belum merasakan jaminan ketenteraman hidupnya. Tenteram digambarkan sebagai mengorbankan sesuatu yang ada di dunia ini.
Masuk surga itu memang sulit dan sukar, tetapi manusia dimungkinkan untuk memperoleh Kerajaan Allah kalau manusia mau terbuka dengan bantuan Allah.
Hidup kekal bukanlah merupakan usaha kita sendiri, tetapi kita memperoleh hidup kekal karena bantuan dan campur tangan Allah. Ada 2 hal yang perlu selalu kita ingat untuk menggapai hidup kekal, yaitu: Sikap Beragama dan Kerohanian Sejati.
Sikap beragama kita tercermin dari kegiatan-kegiatan menggereja, berkomunitas, atau dalam kelompok kategorial, dan lainnya. Sikap beragama biasanya menghasilkan kekuatan iman. Tetapi seringkali kegiatan-kegiatan ini membawa kejenuhan dan rasa bosan, karena kita tidak menghayatinya secara mendalam. Sikap beragama belum tentu menghantar kita kepada hidup kekal, karena belum dapat mengantar kita kepada kesatuan dengan Allah.
Kerohanian sejati mengajak kita untuk selalu ikut Yesus dan merasakan tenang tenteram dalam hidup. Untuk mencapai kerohanian sejati, kita harus berani untuk melepaskan segala sesuatu. Tuhan Yesus mengatakan kita akan menerima kembali 100 kali lipat jika kita mengikutiNya. Inilah simbol ketenteraman dan ketenangan yang kita dapat bersama Allah.
Marilah kita melaksanakan sikap beragama sambil mengarahkan juga pada kerohanian sejati sehingga kita dapat mengalami hidup kekal. “Firman Tuhan memang hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun..” (Ibr 4:12a) Marilah kita menerima dan membuka diri kita pada Tuhan sehingga kita memperoleh hidup kekal, “…sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang, akan menerima hidup yang kekal.” (Mar 10:30b)