Tariklah Kami Lebih Dekat
Oleh: Romo John O’Doherty, OMI
Rasul Paulus ingin menekankan bahwa dalam membangun sebuah relasi, harus selalu ada kerendahan hati. Masing-masing pihak yang berelasi itu tidak lagi mementingkan dirinya sendiri, melainkan lebih mementingkan orang lain.
“Tariklah kami lebih dekat”
Jika kita baru berkenalan dengan seseorang, kita tidak serta-merta menjadi akrab. Mungkin kita punya kesan pertama bahwa orang yang baru kita kenal itu kurang menarik. Tetapi setelah beberapa kali bertemu, kita akan lebih mengenal dan lebih dekat dengan orang itu. Begitu juga relasi kita dengan Tuhan. Maka kita perlu selalu mengulang-ulang 4 kata-kata ini: “Tariklah kami lebih dekat”, agar kita selalu sadar bahwa dengan lebih mendekat pada Tuhan maupun sesama, maka relasi kita akan menjadi akrab dan harmonis.
Bagaimana kedekatan kita dengan orang-orang yang sama-sama tinggal di wilayah Gereja?
Mungkin umat dari Wilayah 1 tidak mengenal umat dari Wilayah 32, misalnya.
Mungkin juga di dalam gereja, saat kita mengikuti Misa Kudus, kita pun tidak kenal dengan orang-orang yang duduk di sekeliling kita.
Kita bukan hanya datang ke gereja untuk duduk mengikuti Misa, menyambut Komuni, dan terus pulang ke rumah masing-masing. Kita perlu juga bersosialisasi, mengenal saudara-saudara sekomunitas. Itulah yang Rasul Paulus maksudkan: hubungan Yesus Kristus dan Gereja adalah tidak terpisahkan. Kalau kita sungguh mencintai Yesus Kristus, kita pun perlu sungguh mencintai GerejaNya.