Intisari Homili Minggu Biasa XVII

Dalam Bacaan Injil hari ini, Filipus yang diminta Tuhan Yesus untuk menyediakan makan bagi orang banyak yang sedang berkumpul bermain hitung-hitungan.  Filipus yang seorang Yahudi-Yunani adalah orang terdidik, mengetahui 1 Dinar cukup untuk biaya makan 5 orang, sedangkan uang mereka hanya 200 Dinar yang hanya cukup untuk memberi makan 1.000 orang.  Begitu juga dengan Andreas yang mengatakan ada seorang anak kecil yang membawa 5 roti dan 2 ikan, tidak akan mungkin cukup untuk makan 5.000 orang laki-laki yang belum termasuk kaum perempuan dan anak-anak.  2 murid Yesus ini menghitung-hitung, sama seperti kita yang sering bermain hitung-hitungan dengan Tuhan.  Hati-hati, kita akan kalah cepat berhitung dengan Tuhan!

Anak kecil yang membawa 5 roti dan 2 ikan itu sebenarnya datang ke sana untuk membawa ungkapan terima kasih.  Kalau minggu lalu dikatakan Tuhan Yesus mengutus para muridNya untuk pergi berdua-dua tanpa membawa apa pun kecuali tongkat dan pakaian yang dipakai, maka anak ini adalah utusan orangtuanya yang merasa bahagia karena para rasul mau bertandang ke rumah mereka.  Tuhan Yesus melihat kasih yang dibawa si anak, dan mukjizat pun terjadi karena ketulusan cinta.  Kita semua selalu ingin mendapatkan mukjizat dari Tuhan, maka yang perlu kita lakukan adalah mempersembahkan apa yang ada pada kita untukNya dengan segenap cinta – tanpa main hitung-hitungan – maka Tuhan Yesus mampu berbuat yang jauh lebih besar dari apa yang kita persembahkan kepadaNya, Ia akan membuat mukjizat bagi kita!

Sekarang, kita dalam tahap mengumpulkan dana bagi pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata.  Cukup mahal dan butuh biaya yang tinggi, tetapi kalau hati kita tergerak oleh cinta kepada Tuhan, kita akan berkata bahwa kita pasti mampu dan bisa membangun rumahNya.  Kita harus selalu yakin dan mengimani hal itu!