JADILAH GEMBALA YANG BAIK
Oleh: Romo Peter K. Subagyo, OMI
Begitu pun dengan kita. Menjadi gembala – entah sebagai suami, istri, orangtua, atau imam/suster, kelihatannya mudah, tetapi pada kenyataannya tidak gampang sama sekali. Kita perlu selalu belajar bahwa panggilan hidup apa pun yang kita tekuni pasti ada tantangannya, ada kesulitan dan rintangannya.
Dalam menjalani panggilan hidup kita, kita dituntut untuk menjadi gembala yang peduli, peka, punya keterbukaan hati kepada sesama. Jadilah gembala di tempat kita berada dengan saling memperhatikan, saling menjaga, saling menegur, dan punya kepedulian.
Seorang Kristiani yang tidak punya kepedulian adalah sama seperti lampu yang tidak punya cahaya. Kalau lampu tidak memiliki cahaya, itu sama artinya dengan tidak ada gunanya. Maka jadilah orang yang selalu mampu memberi terang kepada sesama. Meneladan Tuhan kita Yesus Kristus, yang walaupun capek, letih dan kurang istirahat, tetapi tetap mau melayani orang-orang yang datang kepadaNya.
Bersyukurlah akan perhatian Allah kepada kita. Sadarilah peran kita masing-masing sehingga kita mampu memperlihatkan kepeduliaan Allah pada sesama kita lewat peran kita itu. Jadilah orang yang dapat mendamaikan dengan tidak pilih kasih. Nyatakanlah hal-hal itu kepada orang-orang yang dekat dengan kita sehingga mereka tidak merasa kesepian, tidak disapa, dan diasingkan.