Romo F.X. Rudi Rahkito Jati, OMI
Sudah sejak kelas 4 SD, Rudi bercita-cita menjadi seorang imam yang bekerja di daerah misi. Rudi kecil “bermain-belajar bernyanyi dan melukis” di TK Cor Iesu di bawah bimbingan para suster PI. Kemudian Rudi mengenyam pendidikan dasar di SD dan SMP Kanisius, Temanggung.
Romo Gregorius Basir Karimanto, OMI
Lahir di Promasan, 21 Mei 1956 dan ditahbiskan di Cilacap, 27 Februari 1987 sebagai putera Indonesia pertama yang menjadi Imam Kongregasi Oblat Maria Imakulata (OMI). Sebagai karya pertamanya, Romo Basir diutus berkarya di Paroki St. Stefanus, Cilacap (1987-1992). Beliau kemudian dikirim belajar di Saidi Centre, Filipina selama setahun (1992-1993) dan kemudian menjadi Magister Novis selama 6 tahun di Yogyakarta (1996-2000). Di pertengahan September 2000, Romo Basir mulai berkarya di Paroki Trinitas, Cengkareng, sebagai Romo Rekan hingga Agustus 2002 saat Beliau dipercaya menjadi Kepala Paroki Trinitas, Cengkareng (2002-2007). Romo Basir kemudian melanjutkan karya pelayanannya di Paroki St. Petrus dan Paulus, Dahor, Balikpapan mulai awal tahun 2007 hingga tahun 2009. Dalam Masa Sabatikal yang dijalaninya di tahun 2010, Romo Basir mengikuti kursus di Yerusalem dan Louven, Belgia. Sebelum kembali diutus untuk berkarya di Paroki Trinitas, Cengkareng mulai awal tahun 2012, Romo Basir sempat pula berkarya di Paroki St. Stephanus, Malinau, Kalimantan Timur, selama 1 tahun (2011-2012).
Romo Basir mengakui bahwa kembali berkarya di Paroki Trinitas, Cengkareng adalah seperti masuk ke tempat yang baru meski baru 5 tahun meninggalkan Cengkareng. “Banyak sekali perubahan, terutama cara-cara karya Paroki. Saya harus menyesuaikan lagi, harus banyak belajar lagi.” Romo Basir berharap Beliau dapat bekerjasama dalam mengembangkan Paroki Trinitas. “Saya akan berharap sekuat tenaga untuk terus melayani umat. Banyak yang belum dikerjakan selama saya berkarya di Trinitas waktu lalu, banyak juga karya-karya yang diperlukan dalam kondisi umat yang semakin berkembang.”
Pada September 2007, oleh Provinsial OMI Indonesia, Romo Peter ditugaskan kembali ke Cengkareng. Wah… saya rasanya senang sekali. Saya punya banyak teman lama di sini, meski tidak berkarya di sini, saya masih terus mengikuti perkembangan Paroki Cengkareng. Saya senang karena begitu banyak saudara-saudari yang saya kenal dahulu hingga kini masih terlihat di gereja. Jadi saya datang ke tempat yang tidak begitu asing buat saya, ujar Romo Peter yang sangat memperhatikan perkembangan iman kaum muda dan yang membawa masuk kegiatan pembinaan iman kaum muda, Antiokhia, ke Cengkareng ini.
Menurut Romo Peter, Paroki Cengkareng punya potensi yang besar sekali, Saya melihat ada begitu banyak potensi dalam diri umat Cengkareng. Kita harus bersama-sama menggalinya. Di Paroki ini juga banyak terdapat keluarga muda. Melihat perkembangan zaman dengan segala masalahnya, juga dengan terjadinya krisis ekonomi global sekarang ini, saya pikir banyak keluarga di Paroki ini yang kena imbasnya. Mari bersama-sama kita bantu mereka yang berkesusahan. Saling menguatkan dalam menghadapi masa depan. Semangat menggereja umat yang luar biasa di Cengkareng ini dapat menjadi bekal untuk saling membantu sesama umat dalam menghadapi masalah. Tidak perlu menunggu Romo, umat pun dapat saling menguatkan dan memberi nasihat. Mungkin sekali tanpa sadar umat sudah melakukan hal demikian, kata Romo Peter yang punya hobi berolahraga tenis lapangan ini.
Dengan motto tahbisan All you priests praise the Lord Pujilah Tuhan, hai para imam Tuhan (Daniel 3:84), Romo Peter yang terus ingin menjadi seorang imam misioner yang melayani umat ini berharap: Kita semua harus menjadi Paroki yang menghadapi masa depan. Memang ada beberapa peristiwa yang tidak bagus yang harus kita hadapi, tapi dengan potensi dan kemampuan luar biasa yang ada pada umat, kita bisa terus maju. Banyak tantangan ke depannya, kita harus dapat melupakan kekurangan masa lampau untuk bergerak maju ke depan supaya Paroki kita bisa menjadi Paroki besar di lingkup Keuskupan Agung Jakarta. Jangan kita nanti malah menjadi Paroki dengan persoalan-persoalan besar, tapi jadilah Paroki yang bisa menunjukkan kekuatan dan potensi yang ada di Gereja kita ini.
Romo Ignatius Wasono Putro, OMI
Masa Tugas: 2000-2001(Tahun Orientasi Pastoral): Januari 2005 – September 2008. Usai menerima tabhisan imamatnya di Bulan Desember 2004, Romo Warsono diutus untuk berkarya di Paroki Cengkareng sebagai Pastor Pembantu. Romo Warsono banyak mendampingi kegiatan-kegiatan Mudika dan WKRI Cabang Trinitas. Beliau menaruh perhatian pada bersatunya semua kelompok remaja/Mudika di Paroki.
Romo Petrus J. McLaughlin, OMI
Pernah bertugas di Paroki Trinitas, Cengkareng pada Agustus 1978 hingga Mei 1984, Romo Petrus – begitu Beliau biasa disapa – kemudian dipercaya untuk menjadi Rektor Seminari Tinggi OMI dan kemudian terpilih sebagai Provinsial OMI Provinsi Indonesia yang ke-2. Di masa karyanya di Cengkareng, Romo Petrus dikenal sebagai Romo yang halus tutur katanya yang dijuluki “Romo Peternak Ayam” karena Beliau mengusahakan peternakan ayam potong sebagai salah satu cara pengumpulan dana penunjang kegiatan Gereja. Romo Petrus juga pernah berkarya lama di Keuskupan Agung Jakarta sebagai Romo Kategorial Wartawan dan Artis, serta yang terakhir sebagai Romo Kategorial Dokter-Dokter se-KAJ.
Para Gembala yang Pernah Bertugas di Paroki Cengkareng
Seiring dengan perkembangannya, Gereja Katolik Trinitas, Paroki Cengkareng, mengenal lebih dari 10 orang gembala. Para gembala ini datang dan pergi silih berganti, sesuai dengan kaul ketaatan mereka untuk bersedia ditugaskan di segala penjuru mata angin. Sumbangan jasa dan pemikiran para gembala yang tak kenal lelah dalam memimpin dan membimbing domba-domba kekasih Allah di Paroki Cengkareng ini tentu tak dapat kita lupakan begitu saja. Berikut adalah nama-nama para gembala yang pernah bertugas dari sejak terbentuknya Stasi Cengkareng
Masa Tugas : Juli 1972 – 1975
Pastor Kepala Paroki Tangerang yang mulai mempersiapkan umat bakal Paroki Cengkareng ke arah terbentuknya Paroki yang baru. Romo Anton menyelenggarakan Misa mingguan dan menunjuk beberapa umat untuk melaksanakan pendataan umat Katolik di wilayah Cengkareng.
Romo Patrick Moroney, OMI adalahImamOMI pertama yang menjejakkan kakinya di wilayah bakal Paroki Cengkareng. Romo yang bertugas dengan sarana yang tidak memadai ini menaruh perhatian pada perkembangan Mudika.
Nama : Romo David Shelton, OMI
Masa Tugas : Juni 1976 – Agustus 1978
Sebagai Pastor Kepala Paroki dan Ketua Dewan Paroki yang pertama. Dalam bimbingannya, lahirlah Dewan Paroki, Seksi Liturgi dan dimulainya pelajaran agama Katolik bagi para calon baptis.
Nama : Romo James C. Kalchthaler, MM
Masa Tugas : September 1980 – 1994
Romo James berasal dari Tarekat Maryknoll Missioners – sebuah Tarekat Imam Praja di Amerika Serikat. Romo James bertugas sebagai Pastor Pembantu danmenjadi penggagas dimulainya Pelayanan Karismatik Katolik (PKK) di Paroki Cengkareng dan menjadi pembimbingnya. Beliau juga dikenal sebagai penggerak Koperasi Kredit Usaha Sejahtera. Romo James telah berpulang ke Rumah Bapa, 24 Juni 2007, dalam usia 81 tahun di Wisma Sta. Teresa, Maryknoll, New York, Amerika Serikat.
Masa Tugas : Mei 1984 – 1985 dan Oktober 1997 – Agustus 2002
Pastor Kepala Paroki dan Ketua Dewan Paroki III, VII & VIII. Beliau menaruh perhatian pada kemajuan Liturgi dan Prodiakon.
Nama : Frater Heribertus Boedhy Prihatna, OMI
Masa Tugas : 1987
Menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Cengkareng selama 1 tahun. Setelah ditahbis menjadi Imam di bulan Mei 1990, Romo Budi ditugaskan ke Kalimantan Barat dan meninggal dalam karyakarena kecelakaan lalu lintas.
Sebagai Pastor Pembantu,Beliau yang tidak muda lagi ini tercatat berhasil membuat pemetaan Paroki Cengkareng secara tepat.
Pastor Kepala Paroki dan Ketua Dewan Paroki VII. Beliau dikenal dekat dengan umat tanpa pandang golongan sosial.
Nama : Romo Antonius Rajabana, OMI
Masa Tugas : Hingga Juni 1996 (Masa Diakonat) dan 1996 – 2000
Menjalani Masa Diakonat di Paroki Cengkareng, setelah menerima tahbisan imamatnya Romo Bono kembali ditugaskan di Cengkareng sebagai Pastor Pembantu hingga tahun 2000, saat Beliau meneruskan studi S2-nya di Yogyakarta
Nama : Romo Diakon F.X. Siswo Murdiono, OMI
Masa Tugas : 1996 – awal 1997
Menjalani Masa Diakonat di Paroki Cengkareng.
Masa Tugas : Akhir 1998 – Desember 1999
Rencananya, Romo Marcel akan bertugas ke pedalaman Kalimantan, tetapi karena tersangkut masalah perizinan, rencana ini kemudian tidak terealisir.
Nama : Romo Yakobus Priyana, OMI
Masa Tugas : 2000 – Desember 2002.
Sebagai Pastor Pembantu, Beliau menaruh perhatian besar pada perkembangan Sekolah Bina Iman dan Serikat Kepausan Anak Misioner Indonesia (SEKAMI)
Menjalani Masa Pastoral Sesudah Studi dan Masa Diakonat di Cengkareng. Beliau kembali ditugaskan di Cengkareng seusai menerima tahbisan imamatnya sebagai Pastor Skolastik yang diperbantukan di Paroki hingga penugasan barunya ke Mukok, Kalimantan Barat.
Masa Tugas : Agustus 2002 – Januari 2005
Usai menerima tahbisan imamatnya di bulan Mei 2002, Romo Rukmono sempat sebentar bertugas di Paroki Kalvari, Lubang Buaya, sebelum kemudian berkaryadi Paroki Cengkareng sebagai Pastor Pembantu. Romo yang dikenal akrab dan dekat dengan Mudika ini dikirim ke Pakistan sebagai Misionaris OMI.
Nama : Romo Henricus Asodo, OMI
Masa Tugas : Desember 2003 – April 2005
Berkarya di Paroki Cengkareng selepas menerima tahbisan imamatnya di bulan Desember 2003, Romo Asodo yang dikenal humoris dan dekat dengan anak-anak inikemudian berkarya di Paroki Kalvari, Lubang Buaya dan dikirim belajar ke Australia.
Nama: Romo Antonius Widiatmoko, OMI