Featured Image Fallback

Gembala Paroki Trinitas

/

Seksi Komsos

Paroki Cengkareng yang memiliki sekitar 3.000 KK, dengan umat sekitar 9.300 orang ini digembalakan oleh para Imam dari Kongregasi Oblat Maria Immaculata (OMI). Dalam mengemban tugas memelihara, merawat dan membesarkan Paroki Cengkareng lewat reksa pastoralnya, para Imam OMI ini dibantu oleh para Suster dari Kongregasi Amalkasih Darah Mulia (ADM) dan Jesus Maria Joseph (JMJ). Imam OMI yang kini sedang berkarya di Paroki Cengkareng hanya 2 orang saja. Marilah kita mengenal lebih dekat satu per satu dari mereka:

 

Romo F.X. Rudi Rahkito Jati, OMI

Romo FX. Rudi Rahkito Jati OMI lahir di Yogyakarta, pada tanggal 14 Agustus 1969. Rudi adalah anak bungsu (no.9) dari pasutri Bapak Yohanes Subandi Hadisiwoyo dan Ibu Maria Adelia. Pada usia sekitar 4 tahun, karena alasan pekerjaan sang ayah, keluarganya pindah ke  Temanggung, sebuah kota kecil di lereng Gunung Sumbing, Jawa Tengah. Pada usia 4,5 tahun ia dibaptis oleh Romo LJ. Bussemakers MSF di Gereja Santo Petrus & Paulus, Temanggung.

Sudah sejak kelas 4 SD, Rudi bercita-cita menjadi seorang imam yang bekerja di daerah misi. Rudi kecil “bermain-belajar bernyanyi dan melukis” di TK Cor Iesu di bawah bimbingan para suster PI. Kemudian Rudi mengenyam pendidikan dasar di SD dan SMP Kanisius, Temanggung.

Setelah lulus SMP, Rudi melanjutkan pendidikan di Seminari Mertoyudan, Magelang (1985-1989). Sewaktu di Seminari Mertoyudan, Rudi mempunyai minat yang besar dalam  bidang dekorasi panggung, fotografi dan sepak bola.
Setelah menyelesaikan pendidikan seminari menengah, Rudi diterima di novisiat OMI di Condong Catur, Sleman, DIY (1989-1990). Selanjutnya frater Rudi mengikuti formasi di skolastikat OMI serta mengenyam pendidikan filsafat dan teologi pada Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (1990-1996). Dalam masa skolastikat, frater Rudi pernah mendapat kesempatan untuk TOP (=Tahun Orientasi Pastoral) di Seminari OMI di Melbourne dan Iona College di Brisbane, Australia. Frater Rudi mengikrarkan kaul kekal sebagai OMI pada tanggal 10 Desember 1995 di kapel Seminari Tinggi OMI, Condong Catur, DIY. Setelah melaksanakan masa diakonat selama 6 bulan di Paroki Sepauk, Sintang, Kalbar, frater Rudi menerima tahbisan imamat dari tangan Mgr. P.S. Hardjasoemarto MSC di Banyumas pada tanggal 4 Juli 1997.
Sebagai imam muda, Romo Rudi mendapat penugasan pertama di paroki Banyumas selama 5 bulan, kemudian berpindah ke Paroki Lubang Buaya, Jakarta Timur (1 Januari 1998 – Juli 2000). Dari Jakarta, Romo Rudi dimutasi ke Paroki Dahor, Balikpapan (Juli 2000-2003). Pada bulan Januari 2004, Romo Rudi melaksanakan perutusan baru  sebagai formator / pembimbing para novis OMI di Yogyakarta (2004-2011).
Pada bulan Agustus 2011, Romo Rudi pindah tugas ke Kaliori, Banyumas, di mana ia bertanggung jawab atas pengelolaan Rumah Retret dan tempat ziarah Gua Maria Kaliori sekaligus merangkap sebagai sekretaris Provinsi OMI Indonesia.Pada awal bulan September 2013, Romo Rudi pindah ke paroki Cengkareng, Jakarta. Sejak bulan Mei 2015 hingga sekarang Romo Rudi mengemban tugas sebagai Pastor Kepala Gereja Trinitas, Cengkareng.
Sebagai pastor paroki, Romo Rudi OMI berusaha membawa segenap kawanan domba di paroki ini makin memahami dan menghayati Trinitas’ Way dalam segala aspek kehidupan dan pelayanan kita.
Trinitas’ Way adalah seperangkat spiritualitas yang diinspirasikan dan ditimba dari pribadi Tri Tunggal Mahakudus sendiri. Adapun spiritualitas yang dimaksudkannya adalah kita semua diharapkan bertumbuh menjadi insan yang
Taat, refleksif, imani, nurani, inisiatif, teamwork, antisipatif, sederhana, dan selalu ber syukur.
Sebagai seorang imam, Romo Rudi OMI sangat menuntut kekhidmatan, keindahan dan kelancaran dalam perayaan sakramen, khususnya Ekaristi. Selama masa pandemi Covid-19, puluhan lagu rohani sederhana tentang Tuhan Yesus, Bunda Maria, Santo Yosep,  dll telah diciptakan olehnya untuk memberi suasana baru dalam misa offline maupun ‘live-streaming’. “Pertama, saya sendiri juga heran kok saya bisa bikin lagu seperti itu. Kedua, menggunakan lagu ciptaan sendiri lebih aman daripada nanti berurusan dengan pihak YouTube karena ada masalah hak cipta kan,” demikian jawaban Romo ketika ada yang bertanya perihal lagu-lagu ciptaannya yang diputar dalam misa live streaming gereja Trinitas.
Romo Rudi juga suka mengoleksi cerita dan video pendek nan inspiratif yang bisa mempermudah tugasnya dalam berkotbah maupun mengajar. Beberapa buku koleksi cerita bermakna-nya telah diterbitkan.
Selain itu ia juga suka berinovasi maupun merenovasi agar berbagai kegiatan, pelayanan dan fasilitas di Paroki Cengkareng menjadi lebih tertata rapi, baik dan aman. “Ibaratnya tukang, saya ini sekedar membersihkan rumput liar pada sebuah taman yang indah,” kata Romo Rudi perihal berbagai kegiatan renovasi yang telah dilakukannya selama ini.
Sejak bulan Juni 2021, Romo Rudi merangkap tugas sebagai Deken Jakarta Barat 2.

 

Romo Gregorius Basir Karimanto, OMI

Lahir di Promasan, 21 Mei 1956 dan ditahbiskan di Cilacap, 27 Februari 1987 sebagai putera Indonesia pertama yang menjadi Imam Kongregasi Oblat Maria Imakulata (OMI). Sebagai karya pertamanya, Romo Basir diutus berkarya di Paroki St. Stefanus, Cilacap (1987-1992). Beliau kemudian dikirim belajar di Saidi Centre, Filipina selama setahun (1992-1993) dan kemudian menjadi Magister Novis selama 6 tahun di Yogyakarta (1996-2000). Di pertengahan September 2000, Romo Basir mulai berkarya di Paroki Trinitas, Cengkareng, sebagai Romo Rekan hingga Agustus 2002 saat Beliau dipercaya menjadi Kepala Paroki Trinitas, Cengkareng (2002-2007). Romo Basir kemudian melanjutkan karya pelayanannya di Paroki St. Petrus dan Paulus, Dahor, Balikpapan mulai awal tahun 2007 hingga tahun 2009. Dalam Masa Sabatikal yang dijalaninya di tahun 2010, Romo Basir mengikuti kursus di Yerusalem dan Louven, Belgia. Sebelum kembali diutus untuk berkarya di Paroki Trinitas, Cengkareng mulai awal tahun 2012, Romo Basir sempat pula berkarya di Paroki St. Stephanus, Malinau, Kalimantan Timur, selama 1 tahun (2011-2012).

Romo Basir mengakui bahwa kembali berkarya di Paroki Trinitas, Cengkareng adalah seperti masuk ke tempat yang baru meski baru 5 tahun meninggalkan Cengkareng. “Banyak sekali perubahan, terutama cara-cara karya Paroki. Saya harus menyesuaikan lagi, harus banyak belajar lagi.” Romo Basir berharap Beliau dapat bekerjasama dalam mengembangkan Paroki Trinitas. “Saya akan berharap sekuat tenaga untuk terus melayani umat. Banyak yang belum dikerjakan selama saya berkarya di Trinitas waktu lalu, banyak juga karya-karya yang diperlukan dalam kondisi umat yang semakin berkembang.”

Romo Peter Kurniawan Subagyo, OMI
Lahir di Melbourne, 16 Agustus 1953, Romo Peter  begitu Beliau biasa disapa  menghabiskan masa kecil dan mudanya di Melbourne. Beliau masuk seminari di tahun 1972 dan ditahbiskan sebagai imam di Gereja St. Michael, North Melbourne, 24 November 1978. Selepas menerima tahbisan imamat, Romo yang murah senyum, jenaka, dan ramah ini berkarya di Paroki Sefton, Sydney, Australia selama 5 tahun. Cita-citanya menjadi Misionaris OMI tercapai saat Beliau diutus ke Indonesia di tahun 1983.
Tugas pertama yang diemban Beliau adalah sebagai Asisten di Seminari Tinggi OMI, Condongcatur, Yogyakarta. Di tahun 1985, Romo Peter diutus berkarya di Paroki Cengkareng, sebagai Pastor Kepala Paroki, menggantikan Romo Petrus McLaughlin, OMI. Selama 5 tahun Romo Peter menggembalakan umat muda Cengkareng yang kala itu sedang mengusahakan berdirinya gedung gereja impian mereka. Dalam masa itulah gedung gereja berhasil dibangun dan diresmikan pada 21 Februari 1990 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Bapak Wiyogo Atmodarminto dan diberkati oleh Bapa Uskup Agung Jakarta, Mgr. Leo Soekoto, SJ.
Mengakhiri masa karyanya di Cengkareng, di bulan Agustus 1990 Romo Peter ditugaskan kembali ke Yogyakarta sebagai Rektor Seminari Tinggi OMI hingga tahun 1996 saat Beliau dikirim kembali ke Jakarta untuk berkarya di Paroki Kalvari, Lubang Buaya. Selama masa karyanya di luar Cengkareng, Romo Peter masih cukup sering terlihat mampir di Cengkareng pada acara-acara khusus yang diadakan oleh Paroki.

 

Pada September 2007, oleh Provinsial OMI Indonesia, Romo Peter ditugaskan kembali ke Cengkareng. Wah… saya rasanya senang sekali. Saya punya banyak teman lama di sini, meski tidak berkarya di sini, saya masih terus mengikuti perkembangan Paroki Cengkareng. Saya senang karena begitu banyak saudara-saudari yang saya kenal dahulu hingga kini masih terlihat di gereja. Jadi saya datang ke tempat yang tidak begitu asing buat saya, ujar Romo Peter yang sangat memperhatikan perkembangan iman kaum muda dan yang membawa masuk kegiatan pembinaan iman kaum muda, Antiokhia, ke Cengkareng ini.

Menurut Romo Peter, Paroki Cengkareng punya potensi yang besar sekali, Saya melihat ada begitu banyak potensi dalam diri umat Cengkareng. Kita harus bersama-sama menggalinya. Di Paroki ini juga banyak terdapat keluarga muda. Melihat perkembangan zaman dengan segala masalahnya, juga dengan terjadinya krisis ekonomi global sekarang ini, saya pikir banyak keluarga di Paroki ini yang kena imbasnya. Mari bersama-sama kita bantu mereka yang berkesusahan. Saling menguatkan dalam menghadapi masa depan. Semangat menggereja umat yang luar biasa di Cengkareng ini dapat menjadi bekal untuk saling membantu sesama umat dalam menghadapi masalah. Tidak perlu menunggu Romo, umat pun dapat saling menguatkan dan memberi nasihat. Mungkin sekali tanpa sadar umat sudah melakukan hal demikian, kata Romo Peter yang punya hobi berolahraga tenis lapangan ini.

Dengan motto tahbisan All you priests praise the Lord Pujilah Tuhan, hai para imam Tuhan (Daniel 3:84), Romo Peter yang terus ingin menjadi seorang imam misioner yang melayani umat ini berharap: Kita semua harus menjadi Paroki yang menghadapi masa depan. Memang ada beberapa peristiwa yang tidak bagus yang harus kita hadapi, tapi dengan potensi dan kemampuan luar biasa yang ada pada umat, kita bisa terus maju. Banyak tantangan ke depannya, kita harus dapat melupakan kekurangan masa lampau untuk bergerak maju ke depan supaya Paroki kita bisa menjadi Paroki besar di lingkup Keuskupan Agung Jakarta. Jangan kita nanti malah menjadi Paroki dengan persoalan-persoalan besar, tapi jadilah Paroki yang bisa menunjukkan kekuatan dan potensi yang ada di Gereja kita ini.

Romo Ignatius Wasono Putro, OMI

 

Masa Tugas: 2000-2001(Tahun Orientasi Pastoral): Januari 2005 – September 2008. Usai menerima tabhisan imamatnya di Bulan Desember 2004, Romo Warsono diutus untuk berkarya di Paroki Cengkareng sebagai Pastor Pembantu. Romo Warsono banyak mendampingi kegiatan-kegiatan Mudika dan WKRI Cabang Trinitas. Beliau menaruh perhatian pada bersatunya semua kelompok remaja/Mudika di Paroki.

 

 

Romo Petrus J. McLaughlin, OMI

Pernah bertugas di Paroki Trinitas, Cengkareng pada Agustus 1978 hingga Mei 1984, Romo Petrus – begitu Beliau biasa disapa – kemudian dipercaya untuk menjadi Rektor Seminari Tinggi OMI dan kemudian terpilih sebagai Provinsial OMI Provinsi Indonesia yang ke-2. Di masa karyanya di Cengkareng, Romo Petrus dikenal sebagai Romo yang halus tutur katanya yang dijuluki “Romo Peternak Ayam” karena Beliau mengusahakan peternakan ayam potong sebagai salah satu cara pengumpulan dana penunjang kegiatan Gereja. Romo Petrus juga pernah berkarya lama di Keuskupan Agung Jakarta sebagai Romo Kategorial Wartawan dan Artis, serta yang terakhir sebagai Romo Kategorial Dokter-Dokter se-KAJ.

 

Para Gembala yang Pernah Bertugas di Paroki Cengkareng

Seiring dengan perkembangannya, Gereja Katolik Trinitas, Paroki Cengkareng, mengenal lebih dari 10 orang gembala. Para gembala ini datang dan pergi silih berganti, sesuai dengan kaul ketaatan mereka untuk bersedia ditugaskan di segala penjuru mata angin. Sumbangan jasa dan pemikiran para gembala yang tak kenal lelah dalam memimpin dan membimbing domba-domba kekasih Allah di Paroki Cengkareng ini tentu tak dapat kita lupakan begitu saja. Berikut adalah nama-nama para gembala yang pernah bertugas dari sejak terbentuknya Stasi Cengkareng

Nama : Romo Anton Mulder SJ
Masa Tugas : Juli 1972 – 1975
Pastor Kepala Paroki Tangerang yang mulai mempersiapkan umat bakal Paroki Cengkareng ke arah terbentuknya Paroki yang baru. Romo Anton menyelenggarakan Misa mingguan dan menunjuk beberapa umat untuk melaksanakan pendataan umat Katolik di wilayah Cengkareng.

Nama : Romo Patrick Moroney, OMI
Masa Tugas : Februari 1975 – Juni 1976
Romo Patrick Moroney, OMI adalahImamOMI pertama yang menjejakkan kakinya di wilayah bakal Paroki Cengkareng. Romo yang bertugas dengan sarana yang tidak memadai ini menaruh perhatian pada perkembangan Mudika.

Nama : Romo David Shelton, OMI
Masa Tugas : Juni 1976 – Agustus 1978
Sebagai Pastor Kepala Paroki dan Ketua Dewan Paroki yang pertama. Dalam bimbingannya, lahirlah Dewan Paroki, Seksi Liturgi dan dimulainya pelajaran agama Katolik bagi para calon baptis.

Nama : Romo James C. Kalchthaler, MM

Masa Tugas : September 1980 – 1994

 

Romo James berasal dari Tarekat Maryknoll Missioners – sebuah Tarekat Imam Praja di Amerika Serikat. Romo James bertugas sebagai Pastor Pembantu danmenjadi penggagas dimulainya Pelayanan Karismatik Katolik (PKK) di Paroki Cengkareng dan menjadi pembimbingnya. Beliau juga dikenal sebagai penggerak Koperasi Kredit Usaha Sejahtera. Romo James telah berpulang ke Rumah Bapa, 24 Juni 2007, dalam usia 81 tahun di Wisma Sta. Teresa, Maryknoll,  New York, Amerika Serikat.



Nama : Romo John O’Doherty, OMI
Masa Tugas : Mei 1984 – 1985 dan Oktober 1997 – Agustus 2002
Pastor Kepala Paroki dan Ketua Dewan Paroki III, VII & VIII. Beliau menaruh perhatian pada kemajuan Liturgi dan Prodiakon.

 

 

 

Nama : Frater Heribertus Boedhy Prihatna, OMI

Masa Tugas : 1987

Menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Cengkareng selama 1 tahun. Setelah ditahbis menjadi Imam di bulan Mei 1990, Romo Budi ditugaskan ke Kalimantan Barat dan meninggal dalam karyakarena kecelakaan lalu lintas.

 

Nama : Romo P. Jean-Pierre Meichel, OMI
Masa Tugas : 1994 – 1998
Sebagai Pastor Pembantu,Beliau yang tidak muda lagi ini tercatat berhasil membuat pemetaan Paroki Cengkareng secara tepat.

 

 

 

Nama : Romo Fransiskus Asisi Rumiyanto, OMI
Masa Tugas : 1995 – 1997
Pastor Kepala Paroki dan Ketua Dewan Paroki VII. Beliau dikenal dekat dengan umat tanpa pandang golongan sosial.

 

 

 

Nama : Romo Antonius Rajabana, OMI
Masa Tugas : Hingga Juni 1996 (Masa Diakonat) dan 1996 – 2000
Menjalani Masa Diakonat di Paroki Cengkareng, setelah menerima tahbisan imamatnya Romo Bono kembali ditugaskan di Cengkareng sebagai Pastor Pembantu hingga tahun 2000, saat Beliau meneruskan studi S2-nya di Yogyakarta

 

 

Nama : Romo Diakon F.X. Siswo Murdiono, OMI
Masa Tugas : 1996 – awal 1997
Menjalani Masa Diakonat di Paroki Cengkareng.

.

 

Nama : Romo Marcello, OMI
Masa Tugas : Akhir 1998 – Desember 1999
Rencananya, Romo Marcel akan bertugas ke pedalaman Kalimantan, tetapi karena tersangkut masalah perizinan, rencana ini kemudian tidak terealisir.

Nama : Romo Yakobus Priyana, OMI
Masa Tugas : 2000 – Desember 2002.
Sebagai Pastor Pembantu, Beliau menaruh perhatian besar pada perkembangan Sekolah Bina Iman dan Serikat Kepausan Anak Misioner Indonesia (SEKAMI)

Nama : Bruder Widodo, OMI
Masa Tugas : beberapa bulan hingga Agustus 2000 Sebagai Bruder yang diperbantukan pada Seksi Pengembangan Sosial dan Ekonomi (PSE).

 

Nama : Romo Yohanes Wasisa Kusnandar, OMI
masa Tugas : Februari 2000 – September 2000 (Masa Pastoral Sesudah Studi); September 2000 – Mei 2001 (Masa Diakonat) dan Mei 2001 – Agustus 2001.
Menjalani Masa Pastoral Sesudah Studi dan Masa Diakonat di Cengkareng. Beliau kembali ditugaskan di Cengkareng seusai menerima tahbisan imamatnya sebagai Pastor Skolastik yang diperbantukan di Paroki hingga penugasan barunya  ke Mukok, Kalimantan Barat.

 

 

Nama : Romo Bernardus Agus Rukmono, OMI
Masa Tugas : Agustus 2002 – Januari 2005
Usai menerima tahbisan imamatnya di bulan Mei 2002, Romo Rukmono sempat sebentar bertugas di Paroki Kalvari, Lubang Buaya, sebelum kemudian berkaryadi Paroki Cengkareng sebagai Pastor Pembantu. Romo yang dikenal akrab dan dekat dengan Mudika ini dikirim ke Pakistan sebagai Misionaris OMI.

 

 

Nama : Romo Henricus Asodo, OMI
Masa Tugas : Desember 2003 – April 2005
Berkarya di Paroki Cengkareng selepas menerima tahbisan imamatnya di bulan Desember 2003, Romo Asodo yang dikenal humoris dan dekat dengan anak-anak inikemudian berkarya di Paroki Kalvari, Lubang Buaya dan dikirim belajar ke Australia.

 

Nama: Romo F.X. Sudirman, OM
Masa Tugas: 1990-1995 dan Agustus 2005 – Februari 2012
Berkarya di Paroki Cengkareng sejak Masa Diakonat, setelah menerima tahbisan imamatnya di Gereja Paroki Trinitas, Cengkareng, Romo Dirman kembali diutus sebagai Imam di Cengkareng. Tahun 1992 Romo Dirman dipercaya menjadi Kepala Paroki Trinitas. Berkarya kembali di Cengkareng sejak Agustus 2005 sebagai Romo Rekan, Romo Dirman juga menjadi Romo Stasi St. Vincentius Pallotti, Dadap.

Nama: Romo Antonius Widiatmoko, OMI

Masa Tugas: 15 September 2008 – 18 Agustus 2013
Selepas tahbisannya, Romo Widi berkarya lebih dahulu di Paroki Sejiram dan Paroki Sepauk di Kalimantan Barat. Dalam rentang waktu pelayanannya di Cengkareng sebagai Romo Rekan, Romo Widi dipercaya menjadi Romo Pendamping Panitia Pembangunan Gereja Sta. Maria Imakulata dan Romo Stasi Sta. Maria Imakulata.

Artikel Serupa