You are here : Home Artikel Umat Berbagi Talenta – Anda adalah Apa yang Anda Berikan

Talenta – Anda adalah Apa yang Anda Berikan

Sebuah perusahaan otomotif terkenal memasang iklan di surat kabar: You are what you drive. Maksudnya adalah mau mempromosikan bahwa kendaraan yang dijual sangat prestisius dan hanya orang–orang yang berhasil yang dapat mengendarai kendaraan tersebut. Iklan tersebut mau menggambarkan bahwa pemilik kendaraan tersebut adalah orang–orang yang sukses.

Ada iklan lain: You are what you wear. Tentu mudah diterka bahwa yang dijual adalah pakaian yang mahal. Banyak iklan yang ditujukan kepada orang yang mempunyai uang yang lebih banyak, dengan harapan mereka akan membelanjakan uangnya. Iklan–iklan tersebut seolah–olah ingin menyampaikan bahwa hal–hal yang bersifat materiil saja yang menarik, yang membanggakan. Kalau hanya hal–hal yang bersifat materiil saja yang dapat membuat seseorang bangga dan hebat, maka kehidupan ini tampaknya tidak adil.

Mari kita mempromosikan sesuatu yang lain: You Are What You Give. You Are What You Do.  Seseorang akan dihargai berdasarkan apa yang ia berikan kepada orang lain. Seseorang akan dihargai berdasarkan apa yang ia lakukan bagi orang lain. “Iklan” baru ini tampaknya juga masih kurang menggambarkan “keadilan”, karena SEPINTAS kita dapat melihat bahwa “KEMAMPUAN” seseorang untuk memberikan sesuatu sangat berbeda, ada orang yang mempunyai banyak “KELEBIHAN” sehingga dapat memberikan lebih banyak dan ada orang yang hanya mempunyai sedikit bahkan tidak mempunyai “kelebihan” sehingga tidak dapat memberikan sesuatu atau tidak dapat melakukan sesuatu untuk orang lain.

Mari kita baca Injil Matius Bab 25, Perumpamaan tentang Talenta:
14 “Sebab hal Kerajaan Surga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. 15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing – masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. 16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya……..”

Apakah kehidupan ini masih tampak tidak adil? Atau malah semakin tidak adil, karena ada yang diberi lima, dua dan satu talenta? Kenapa tidak secara merata semua mendapatkan lima talenta? Sebenarnya, kalau mau, Tuhan bisa memberikan lima talenta kepada semua orang. Tetapi kenapa tidak terjadi demikian? Pernahkah kita berpikir untuk menghitung, sebenarnya berapa talenta yang kita terima? Atau kita termasuk orang yang seringkali mengeluh bahwa kita hanya menerima satu talenta dan Tuhan seharusnya memberikan lebih kepada kita? Atau seseorang, entah itu bos pemilik perusahaan tempat kita bekerja, atau suami, atau orang lain harus memberikan lebih kepada kita?

Sering kali saya bertemu dengan banyak orang yang tidak bekerja. Saya bertanya, bagaimana kabarnya? Jawabannya selalu standar, sama: “Makin stress, kehidupan makin susah. Mau bekerja tidak ada yang mau terima, mau usaha tidak punya modal.” Padahal mereka sebenarnya memiliki beberapa modal, berupa kesehatan yang baik, pendidikan yang sebenarnya cukup, potensi untuk membina relasi, bahkan sering kali memiliki kendaraan, dan lain–lainnya. Tetapi itu semua tidak dilihat sebagai “modal”. Yang namanya modal, hanya dibatasi hanya berupa uang saja, atau harus berupa uang saja. Mereka hanya melihat satu talenta saja, tidak melihat ada talenta kedua, ketiga, dan seterusnya, yang sebenarnya sudah diberikan. Semua talenta itu disembunyikan ke dalam lubang.

Apa yang harus dilakukan? PERTAMA–TAMA HITUNGLAH SEMUA TALENTA YANG KITA MILIKI. Untuk dapat menghitung semua talenta, kita harus mempunyai MATA YANG JELI. Untuk mempunyai mata yang jeli, kita harus mempunyai HATI YANG BERSYUKUR.  Hanya Hati yang Penuh Syukur yang dapat menghitung semua Talenta yang dianugerahkan, hanya Hati yang Penuh Syukur yang dapat melihat dan menghitung semua berkat yang dicurahkan. Untuk mempunyai hati yang penuh syukur, kita harus mempunyai KERENDAHAN HATI. Bahwa sebenarnya kita tidak mempunyai hak apa pun untuk memperoleh sesuatu dari Pencipta kita. Semua yang kita terima sebenarnya diberikan secara gratis, secara cuma–cuma, bukan karena usaha dan kemampuan kita sendiri. Hanya dengan Kerendahan Hati kita dapat mempunyai Hati yang Penuh Syukur.

KEDUA, PERGUNAKANLAH SEMUA TALENTA YANG ADA, HANYA UNTUK KEMULIAAN TUHAN. Kita harus aktif, melakukan sesuatu yang baik. Jangan hanya menunggu, mengharapkan keadaan menjadi lebih baik, tetapi juga perlu ikut memberikan kontribusi agar kehidupan menjadi lebih baik. Semua Talenta yang ada pada kita, sebenarnya bukan kita punya: “ ….. seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka ……”. Jadi jangan hanya dipakai untuk kepentingan sendiri, keluarga sendiri, teman–teman sendiri. Pergunakanlah juga agar kehidupan bersama menjadi lebih baik, agar kehidupan orang lain juga menjadi lebih baik. Jika kehidupan menjadi lebih baik, ada lebih banyak orang yang mengucap Syukur, Memuji dan Memuliakan Nama Tuhan.

Seorang bayi yang baru lahir menangis. Tangisnya membuat orang di sekitarnya berbahagia, senyumnya membuat orang lain senang. Sejak lahir manusia sudah mempunyai kemampuan untuk memberikan sesuatu yang baik kepada orang lain, melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain. Kita dapat mempertahankan dan mengembangkan “kemampuan untuk memberikan/melakukan sesuatu yang baik” tersebut. You are not what you drive, you are not what you wear. You are what you give, you are what you do.

(“Talenta” adalah suatu komunitas yang bertujuan menggali talenta atau potensi anggotanya, agar dapat dipergunakan untuk Kemuliaan Tuhan. Untuk keterangan lebih lanjut kirim SMS ke nomor: 0816 1930 968 dengan format: Talenta – Nama – Pertanyaan ).

 

Kontribusi dari Drs. Psi. Augustinus Sulaeman, MBA, umat Paroki Cengkareng, berkarya sebagai Konsultan Manajemen dan Motivator.