Romo Rudi Rahkito Jati, OMI akan menerima perutusan yang baru yaitu di Paroki Dangkan-Silat, Kalimantan Barat. Sebelum Romo pindah ke Kalimantan, Komsos Trinitas berkesempatan untuk bertanya kepada Romo Rudi. Ingin tahu apa yang akan disampaikan?
Adakah yang Romo merasa belum diselesaikan selama bertugas di Trinitas?
Ada banyak hal yang belum dapat saya selesaikan. Dan mungkin sampai kapan pun akan selalu datang hal-hal “untuk diselesaikan” oleh para Romo, di mana pun seseorang ditugaskan. Selesai dengan ide yang satu, akan disusul ide yang lain. Masalah yang satu selesai, datanglah masalah yang baru lagi. Begitulah kehidupan pelayanan.
Saya sebetulnya punya banyak ide untuk diwujudkan di paroki Cengkareng ini. Tetapi saya sudah merasa bahagia dengan apa yang sekarang ada di paroki ini, dengan apa yang “dipunyai” oleh paroki ini hingga saat ini. Kita mempunyai fasilitas yang memadai: gereja, aula, parkiran, GKP, dll. Memang bukan fasilitas yang serba nomor satu atau nomor dua. Tetapi ini cukuplah.
Berbagai fasilitas yang ada ini pun membutuhkan banyak pemeliharaan dan perbaikan yang teratur, tentunya dengan biaya yang tidak sedikit juga. Saya berharap apa yang sudah ada selalu dirawat dengan baik. Rasanya tidak perlu menambah bangunan lain. Kalau pun nantinya perlu ditambah, harap diperhitungkan konsekuensinya, seperti adanya kemungkinan mengurangi lahan parkir, kemungkinan membuat kekumuhan kompleks gereja, kemungkinan penambahan biaya perawatan, dll.
Apakah Romo bahagia bertugas di Trinitas? Bisa disebutkan salah satu contoh kebahagiaan Romo?
Selama bertahun-tahun terus terang yang namanya “bahagia” atau “kebahagiaan” adalah salah satu topik yang banyak dan sering saya refleksikan, saya kupas dan mungkin saya bagikan kepada banyak orang.
Saya biasa membagikan dalam buku yang saya tulis, atau saya bagikan melalui renungan atau sesi rekoleksi. Maka saya merasa tahu banyak tentang “jalan-jalan” agar saya bahagia dalam hidup saya. Di mana pun saya berada dan bertugas, termasuk di Paroki Cengkareng ini, saya tahu bagaimana membuat diri saya bahagia.
Bagi saya, bahagia itu cukup sederhana kok. Saya sudah bahagia bila bisa minum secangkir kopi setiap pagi. Ha ha ha. Di samping itu tentu saja ada banyak hal yang membuat saya bahagia selama saya di paroki ini. Hal-nya itu macam-macam alasannya. Saya bahagia karena ada banyak aktivis dan umat yang mau bekerja sama dengan saya di dalam berbagai pelayanan dan mendukung ide-ide saya.
“Saya bahagia saat menyaksikan umat aktif mengikuti setiap bagian dalam Ekaristi.”
Saya bahagia melihat banyak umat berdoa di depan gua Maria sepulang gereja. Saya bahagia melihat banyak umat tidak buru-buru pulang setelah ikut misa. Saya bahagia tiap hari Sabtu pagi melihat umat yang kerja bakti di halaman Gereja Trinitas. Dan masih banyak contoh lainnya.
Ada bahagia, mungkin juga ada duka. Apa sih duka yang pernah Romo alami selama Romo bertugas di Trinitas?
Di satu pihak, sejujurnya saya merasa paling sedih pada saat pandemi COVID-19 melanda kita pada tahun 2020-2021. Berminggu-minggu, bahkan selama berbulan-bulan, kita tidak bisa merayakan Ekaristi mingguan / harian bersama umat. Di lain pihak, toh itu menjadi pengalaman rohani yang istimewa. Kita jadi tahu rasanya rindu kepada Tuhan, pada perayaan Ekaristi, pada kebersamaan di lingkungan, dll. Kita jadi cari-cari atau coba-coba hal yang selama ini tidak pernah kita lakukan. Ada yang mendadak belajar masak, belajar menciptakan lagu, atau ketrampilan lainnya. Dan syukurlah, sepertinya Pandemi COVID-19 sudah berakhir ya.
Apakah ada nasihat atau saran buat aktivis-aktivis gereja?
Nasihat saya bagi banyak umat Trinitas adalah tetaplah giat dalam pelayanan di mana pun anda terlibat selama ini, entah di dalam lingkungan maupun di sekitar kompleks Gereja Trinitas. Ketika anda terlibat dalam suatu pelayanan atau kelompok kategorial yang terdapat di paroki ini, anda juga perlu memperhitungkan kepentingan pihak lain. Jangan berpikir bahwa pelayanan atau kelompok kategorial anda adalah yang paling penting, yang paling hebat, sementara kelompok yang lain kalah penting daripada kelompok anda, daripada pelayanan anda.
Anda sekalian juga ikut bertanggung jawab atas keberlanjutan pelayanan / kelompok kategorial anda. Untuk itu, milikilah semangat solidaritas, milikilah semangat murah hati, milikilah semangat kemandirian, dan jangan terlalu berharap, apalagi mudah minta bantuan dari paroki. Milikilah sebuah semangat:
“Lebih baik memberi daripada meminta”
Salah satu sosok yang menjadi kekuatan Romo tentunya sosok Bunda Maria. Nah adakah motivasi yang Romo bisa sampaikan bagi umat Trinitas?
Tentu saja, sering-seringlah merenungkan sosok Bunda Maria dan mencoba menghayati apa saja yang beliau teladankan kepada kita. Misalnya, teladan ketaatan dan kesabaran beliau. Dan jangan lupa sering-sering singgah ke gua Maria di Plaza Trinitas ya untuk sekedar berterima kasih kepada beliau karena telah bersedia menjadi Bunda Yesus atau untuk mengungkapkan kasih kita kepadanya.
Romo, adakah kalimat terakhir sebelum perbincangan ini ditutup?
Saya ingin mohon maaf kepada umat Trinitas bila masih ada berbagai kekurangan di sana-sini. Dalam banyak hal, saya belum mampu menjadi seorang gembala yang baik dan murah hati. Salam TRINITAS’ Way kepada Anda. Semoga Tuhan selalu memberkati Anda sekalian.