Seorang pemimpin kongregasi berkisah bagaimana ia dengan serius dan khawatir menjaga panggilan beberapa suster yang cantik. Pimpinan itu khawatir bahwa suster-suster cantik itu akan dibawa lari oleh para cowok yang tertarik. Dari pengalamannya, memang suster yang cantik banyak menarik terutama para cowok, termasuk frater dan pastor. Oleh karena banyak yang tertarik, pimpinan takut bahwa beberapa dari mereka ada yang ingin membawa lari si cantik. Tentu saja suster yang lain pun bisa dibawa lari, tapi probabilitasnya barangkali lebih kecil, demikian menurut kesaksian pimpinan tersebut. Suster Cantika memang sungguh cantik, bahkan dapat dikatakan tercantik di kongregasi tersebut. Beberapa frater, pastor, cowok, dan bahkan bapak-bapak tertarik kepadanya. Pernah beberapa cowok memandang dia lama karena memang tertarik. Beberapa sopir biara mengungkapkan sangat senang bila berkesempatan mengantar Suster Cantika berbelanja atau rapat. Bahkan beberapa sopir berpikir alangkah bahagianya bila dapat mempersunting Suster tersebut. Maka tidak mustahil pimpinan kongregasi khawatir dan banyak berdoa agar Suster Cantika tersebut setia dalam panggilan.
Bapak dan Ibu Ahmad suatu hari menceritakan bagaimana mereka selalu khawatir akan anaknya, yaitu Frater Cakepius. Mereka khawatir bahwa Frater Cakepius banyak digoda dewek dan keluar dari kongregasi. Bapak Ibu Ahmad tiap hari berdoa kepada Tuhan agar anaknya dpat setia dalam panggilannya. Mengapa Bapak Ibu Ahmad khawatir? Karena memang Frater Cakepius orangnya cakep, merupakan pria ideal, dan penampilannya memang seperti bintang film Hollywood. Dan memang secara obyektif frater tersebut banyak disukai cewek-cewek, bahkan ibu-ibu saja sangat senang bila frater sedang praktek khotbah di gereja. Yang lebih mengkhawatirkan Bapak Ibu Ahmad adalah bila frater pulang libur dengan membawa beberapa cewek ke rumah. Ibu Ahmad pernah bilang, “Memang susah mempunyai anak menjadi frater atau pastor yang cakep. Godaan banyak, maka orangtua perlu berdoa banyak.”
KECANTIKAN SEBAGAI RAHMAT
Kecantikan dan kecakepan sebenarnya adalah rahmat. Kecantikan bagi seorang suster dan kecakepan bagi seorang bruder, frater, dan imam, adalah pemberian Tuhan yang baik dan perlu disyukuri. Dengan kecantikan dan kecakepan kita dapat lebih menarik banyak orang, terutama bila kecantikan dan kecakepan wajah juga disertai dengan kecantikan dan kecakepan batin.
Bila kita memang dianugerahi wajah dan potongan tubuh yang cantik dan cakep, kita dapat lebih menarik banyak orang dalam karya perutusan kita. Talenta ini dapat digunakan dalam menarik orang, sehingga tugas perutusan dapat lebih berhasil. Tentu kecantikan dan kecakepan saja tidak cukup, karena harus diisi dan syukurlah bila hati dan otak juga encer dan bermutu. Seorang suster yang cantik dan hatinya baik, penuh kasih, serta otaknya encer, jelas dapat mengajar di sekolah dengan lebih menarik. Ia dapat membantu anak didik tertarik dan maju, baik dalam ilmu maupun hidup mereka. Demikian juga seorang imam yang memang cakep, dan ditambah hatinya penuh kasih, supel, jujur, pandai, dan dapat mendekati umat dengan baik, pasti akan lebih berdampak. Baru keluar ke altar untuk memimpin Perayaan Ekaristi saja umat sudah senang, apalagi bila dia juga dapat berkhotbah dengan menarik, dn melayani umat dengan sangat baik. Ia akan dapat membantu banyak umat semakin beriman. Tidak ketinggalan seorang bruder yang cakep dan sekaligus baik hati, akan dapat membantu orang lain lebih mudah. Maka kalau kita memang diberi karunia wajah dan tubuh yang cantik dan cakep, kita tidak usah kecewa, tidak usah bingung, tetapi hanya perlu mensyukuri karunia itu. Pertanyaan berikut adalah karunia itu akan kita gunakan untuk apa? Apakah akan kita gunakan untuk lebih memuji Tuhan dan mengembangkankarya perutusan kita? Ataukah akan kita gunakan justru untuk merusak panggilan kita?
TANTANGAN BAGI YANG CANTIK DAN CAKEP
Meski kecantikan dan kecakepan dapat sangat membantu menarik orang, namun kita perlu sadar bahwa hal itu memang dapat merupakan tantangan tersendiri. Bahkan untuk beberapa orang dapat merupakan bahaya bagi panggilan mereka. Mengapa demikian?
Akan banyak lawan jenis tertarik dan kagum. Kalau kita tidak hati-hati dan rendah hati, karena banyak yang tertarik dna kagum pada rupa dan tubuh kita, kita dapat salah tingkah. Bahkan dapat terjadi orang menjadi sombong, dan karena senang dikagumi, lalu dapat menjadi gila hormat dan gila kagum. Bila suatu hari tidak ada orang yang mengagumi lagi, orang dapat kecewa dan sedih.
Oleh karena banyak lawan jenis memperhatikan dan kagum, dapat terjadi kita sangat menikmati kekaguman itu. Orang yang sangat dikagumi kadang menjadi sulit konsentrasi karena merasa diperhatikan orang lain terus menerus.
Beberapa lawan jenis yang tertarik, mungkin ingin memiliki kita. Orang zaman ini kadang begitu kuat dan mengejar kalau senang. Maka dengan segala cara, yang mungkin kita tidak tahu, mereka berusaha memiliki kita dan bahkan dengan tipu daya. Maka kalau kita tidak hati-hati, kita dapat dibawa lari oleh mereka. Dan memang dari pengalaman, hal ini pernah terjadi!
Dari banyak orang yang menyukai, kadang kita mudah menemukan salah satu yang cintanya kita rasakan sangat besar. Keadaan ini bila tidak dikritisi dapat memudahkan kita memutuskan keluar dari hidup membiara karena merasa cinta yang besar dan nyata dari lawan jenis.
MENJAGA PANGGILAN
Apakah sang cantik dan sang cakep harus dijaga panggilannya? Kalau ya, siapa yang harus menjaga dan bagaimana menjaganya? Dari segi bahaya dan tantangan yang memang tidak sedikit, nampaknya memang panggilan mereka perlu dijaga agar mereka dapat lebih setia. Lalu siapa yang harus menjaga?
DARI DIRI SENDIRI: Penjaga panggilan yang utama adalah diri sendiri. Kalau memang kita ingin setia dalam panggilan, maka kita sendiri yang harus menjaga. Menjaga terutama dengan cara menebalkan semangat kasih kita kepada Tuhan yang memanggil, dengan kehati-hatian sikap kita terutama dalam menghadapi lawan jenis yang sangat menyukai kita. Menjaga juga berarti kita sendiri lebih sering DISCERNMENT dan refleksi tentang apa pun yang kita lakukan dan rasakan dalam bergaul dengan lawan jenis. Dengan lebih setia pada cara hidup kongregasi, dengan semakin mendekatkan diri dengan Tuhan yang memanggil, dan dengan refleksi, kita diharapkan bila mau ambil keputusan untuk keluar, memikirkan secara matang, sehingga tidak keliru dalam mengambil keputusan.
Yang juga penting dalam hal ini adalah melihat secara mendalam bagaimana rasa, gerak serta gelombang seksualitas kita bila menghadapi lawan jenis yang menyenangi kita dan mengagumi kita. Ini penting agar kita dalam bersikap dan menanggapi mereka lebih bijak dan tidak hanya dipengaruhi oleh perasaan sesaat. Kejujuran pada gerak batin, rasa htai serta emosi diri sendiri sangat diperlukan bila kita ingin maju dalam merefleksikan relasi kita dengan lawan jenis yang menyukai kita. Lewat radar batin yang peka itulah kita dapat menilai apakah sikap dan relasi kita dengan lawan jenis yang menyenangi kita, masih baik atau sudah merugikan panggilan kita.
DARI KOMUNITAS/KONGREGASI: Komunitas dan kongregasi memang juga perlu membantu saudara/saudari itu agar dapat lebih kuat dalam menghidupi panggilannya. Tentu tidak tepat bila komunitas lalu membentengi saudara-saudari tersebut agar tidak bergaul dengan lawan jenis. Biarlah mereka tetap bergaul biasa, dan melayani siapa pun seperti perutusan kongregasi, tetapi yang dapat dibantukan adalah dengan memberikan dukungan akan panggilannya. Komunitas dan kongregasi dapat juga mengingatkan dengan penuh kasih bila melihat bahwa si cantik dan si cakep kurang bijak dalam bertingkah terutama dalam hal kedekatan dengan lawan jenis. Kita dapat membantu orang tersebut berefleksi akan panggilannya. Membantu doa agar Tuhan melindunginya dari bahaya yang ada kiranya juga baik kita lakukan.
Beberapa pimpinan kongregasi memang kadang khawatir terhadap anaknya yang cakep menjadi imam. Mereka khawatir karena melihat potensi bahaya yang ada. Namun kekhawatiran itu kiranya tidak perlu dikembangkan, tetapi diwujudkan dengan dukungan dan doa bagi anggota yang cantik dan cakep itu. Sering menyapa dan memperhatikan sangat penting bagi perkembangan si cantik dan cakep. Dengan merasa mendapatkan perhatian dan kasih dari keluarga dan kongregasi, akan membantu mereka lebih bijak dalam mengambil keputusan. Dengan diperhatikan, mereka akan merasa tidak sendirian dalam perjalanan panggilan, sehingga dapat merasa dikuatkan, didukung oleh komunitas.
Tindakan yang sangat penting adalah komunitas memberikan dukungan dan menerima mereka dengan hati terbuka. Sedangkan sikap curiga, terlalu khawatir sehingga terlalu menjaga, sering malah kontraproduktif. Dari banyak pengalaman, semakin mereka ini menemukan banyak sahabat yang dekat dalam kongregasinya, akan lebih krasan, lebih kuat dalam panggilan. Maka mereka juga tidak mudah begitu saja lari dengan orang yang menyukainya.
DARI KELUARGA: Dari pengalaman Bapak Ibu Ahmad, terlihat bahwa dukungan dan kekuatan dari keluarga terhadap anggota keluarganya yang menjadi suster, bruder, frater, imam yang memang cantik dan cakep sangat diperlukan. Dukungan dan cinta seluruh keluarga dapat memberikan kekuatan dan daya tahan dalam menghayati panggilan hidup membiara mereka. Doa-doa, penerimaan, dan kasih keluarga dari banyak pengalaman sungguh menguatkan dan meneguhkan hidup para biarawan-biarawati tersebut.
DARI UMAT, TERUTAMA LAWAN JENIS: Barangkali yang juga dapat membantu kesetiaan panggilan adalah para lawan jenis yang sangat tertarik kepada si cantik atau si cakep tersebut. Para umat ini dapat membantu dengan membiarkan si cantik dan si cakep meneruskan dan mengembangkan panggilan mereka. Para lawan jenis, bila mereka umat Kristiani, dapat disadarkan untuk tidak egois dengan ingin memiliki si cantik atau si cakep bagi dirinya sendiri. Biarlah si cantik dan si cakep menjadi milik Tuhan, milik Gereja, dan milik jemaat bersama. Dengan membiarkan mereka ini mengembangkan panggilan mereka dalam Tuhan, mereka tetap dapat merasa memilikinya, meski tidak sebagai milik sendiri, melainkan sebagai milik bersama. Barangkali bila para pecinta si cantik dan si cakep tidak mau memilikinya bagi dirinya sendiri, si cantik dan si cakep dapat lebih setia.
PENUTUP
Kita bersyukur bila ada anggota-anggota kongregasi kita yang memang cantik dan cakep. Talenta mereka yang berwujud kesempurnaan fisik dapat membantu mereka dalam pelayanan dan perutusan mereka. Namun perlu ditekankan bahwa kesempurnaan fisik harus diimbangi dengan mutu dari hidup, kerohanian, kepandaian, ketrampilan yang sungguh dapat membantu orang lain secara lebih baik. Dengan demikian maka perutusannya akan jauh lebih berdampak.
Namun kita juga sadar bahwa talenta itu dapat menimbulkan tantangan tersendiri karena ada kemungkinan banyak lawan jenis menyukai, menyenangi, dan bahkan ingin memilikinya. Maka mereka perlu dibantu untuk lebih meningkatkan semangat panggilannya, kesatuan dengan Tuhan, kesatuan dengan kongregasi. Mereka juga perlu dibantu untuk dapat selalu ber-discernment dan berefleksi akan apa pun yang mereka lakukan dalam berhubungan dengan lawan jenis. Semoga si cantik dan si cakep semakin mengembangkan kongregasi kasih Tuhan.
(oleh: Romo Paul Suparno, SJ; Dari Rubrik Kaul Biara, Majalah Rohani No. 03, Tahun ke-57, Maret 2010)