Featured Image Fallback

Apa itu dosa?

/

Seksi Komsos

Pemahaman tentang dosa dapat dikatakan sebagai berikut:

1.  Dosa = kembali mengamini dosa asal.  Dengan dibaptis, kita diangkat menjadi putra Allah, dosa asal dan dosa-dosa kita dihapuskan.  Tetapi dengan kebebasan hati, kita kerap mengamini, mendukung berlangsungnya dosa asal – karena kita kerap tenggelam dalam kehidupan dunia yang telah dicemari oleh kuasa dosa asal.

2.  Dosa = penyalahgunaan kemerdekaan.  Manusia sebagai “citra Allah” dianugerahi kemerdekaan.  Sejak dibaptis orang seharusnya menggunakan rahmat kemerdekaannya sesuai dengan bimbingan Roh Kudus.  Tetapi manusia lebih sering suka mengikuti tawaran kuasa duniawi atau kecenderungan cinta-dirinya.

3.  Dosa = pelanggaran akan perjanjian.  Perjanjian Allah antara lain dinyatakan dalam hukum-hukum (Sepuluh Perintah Allah, ketetapan-ketetapan Gereja, dll).  Manusia dengan sadar – tahu – mau- melanggar hukum itu.

4. Soda hanya bisa dipahami dan dimengerti dalam relasinya antara manusia dengan Allah.  Semakin manusia itu jauh dari Allah, semakin ia kurang memahami dan menyadari kedosaannya.  Semakin dekat dengan Allah, manusia semakin merasa kecil dan berdosa.  Lihat pengalaman para orang kudus.  “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kia sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam diri kita.” (1 Yoh 1:8)

5.  Dosa tidak dapat dipulihkan, diperbaiki hanya oleh kekuatan dan usaha manusia sendiri.  Manusia tidaklah mampu.  Inisiatif datang dari Allah; dan rahmatNyalah yang membuat manusia dipulihkan.  “…sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yoh 15:5)

6.  Dosa tidak bisa dimengerti sebagai penyebab yang pasti atas suatu kejadian yang tidak mengenakkan/kemalangan.  Kemalangan sebagai hukuman Allah atas kedosaan kita, hanya merupakan kemungkinan saja.  Meskipun ktia dapat belajar dari peristiwa yang tidak mengenakkan.  Lihat pengalaman yang sangat menarik dari nabi Ayub.

7.  Dosa menyangkut seluruh diri pribadi manusia.  Dosa itu menyangkut hati.  Karena sumbernya dari hati, umumnya muncul dalam wujud: keangkuhan hati (lih. kej. 3; 6:1-3), tidak tahu terima kasih (lih. Yes 1:3), durhaka, tidak mencintai Allah melebihi segala (lih. Yoh 15:22-23), dengki-iri, cemburu, dan lain-lain.

8.  Akibat dosa adalah manusia bersalah di harapan Allah.  Hubungannya dengan Allah terganggu (bdk. Mat 18:21-35 – perumpamaan tentang pengampunan).  Kedosaan dapat diperbandingkan dengan hutang.  Dan hutang baru hilang bila dilunasi atau ditebus.

9.  Dosa mempunyai aspek sosial.  Perbuatan dosa manusia berakibat tidak baik juga terhadap hubungannya dengan sesama (misal: kedosaan seorang bapak bisa berdampak pada keluarga, masyarakat, korps, dll).  Cinta kepada Allah pun tidak bisa dimengerti atau dilepaskan dari cinta kepada sesama.

10.  Dosa mempunyai aspek gerejani.  Sebagai anggota Gereja, bila orang berbuat dosa, Ia juga menodai Gereja.  Dengan berbuat dosa, orang “menyangkal diri” sebagai anggota Gereja yang hidupnya dibimbing oleh Roh Kudus.

 

Sumber:  Buku Seri Bina Iman – Sakramen: Sakramen Rekonsiliasi, F.X. Wibowo Ardhi, Penerbit Kanisius, 1993

Artikel Serupa

Featured Image Fallback

7 Sakramen dalam Gereja Katolik

/

Seksi Komsos

Mengapa dalam Gereja Katolik ada 7 Sakramen?  Angka 7 lambang apa?  Adakah dalam Kitab Suci yang menyatakan 7 Sakramen?  Apakah ketujuh Sakramen wajib diterima oleh ...
SELENGKAPNYA
Featured Image Fallback

Membungkuk di Bagian Syahadat Iman – Gerak Baru?

/

Seksi Komsos

Ajakan membungkuk ketika mengucapkan ”yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria” dalam Syahadat Para Rasul sempat menimbulkan pertanyaan. Apakah ini tata gerak baru ...
SELENGKAPNYA