You are here : Home Kalangan Orang Beriman Doa Untuk Arwah - Sampai Berapa Lama?

Doa Untuk Arwah - Sampai Berapa Lama?

Pertanyaannya adalah: Sampai berapa lama kita harus berdoa untuk arwah kaum kerabat dan handai taulan kita yang sudah meninggal?  Mengapa kita terus mendoakan mereka dan membuang-buang waktu serta doa?  Tidakkah lebih baik mendoakan orang lain?

Jawabannya: Sungguh memprihatinkan bahwa dewasa ini merajalela pandangan yang cenderung untuk mengandaikan bahwa semua orang yang sudah dibaptis langsung masuk ke surga ketika mereka meninggal dunia.  Akibatnya, kadang-kadang terjadi bahwa bahkan kaum kerabat yang terdekat tidak mendoakan sanak saudara yang sudah meninggal yang sangat mereka kasihi.

Secara insani kita tidak pernah dapat mengetahui apakah seseorang langsung masuk ke surga sesudah kematiannya.  Oleh karena itu, berhubung dengan relasi kita dengan mereka dan berhubung dengan semua yang sudah mereka kerjakan bagi kita ketika mereka masih hidup, kita berhutang budi untuk membantu mereka ketika mereka sudah meninggal.  Untuk itu, kita hendaknya mendoakan semua jiwa di api penyucian, sebab dalam arti tertentu mereka semua adalah saudara dan saudari kita.  Di lain pihak, jiwa-jiwa di api penyucian pun dapat mendoakan kita.

Penting untuk kita ingat bahwa untuk dapat masuk ke surga kita harus, menurut kata-kata Katekismus Gereja Katolik, "disucikan sepenuhnya" (KGK 1023).  Pemahaman tradisional mengajarkan bahwa kita harus dimurnikan dari semua hukuman yang harus kita tanggung karena dosa-dosa kita, dari semua kebiasaan buruk dan kelekatan yang disebabkan oleh dosa, dan dari segala bentuk tidak adanya penyesalan atas dosa-dosa ringan.  Dengan kata lain, kita harus mengenakan "busana pesta nikah" yang tak bercacat. Hal ini tidak semudah yang dipikirkan oleh orang banyak.

 

Apa faedahnya kalau kita mendoakan jiwa-jiwa di api penyucian dan memiliki perhatian terhadap mereka?  Itu sama seperti kalau kita sendiri melakukan segala upaya untuk menghindari jangan sampai kita sendiri masuk ke sana.  Dengabn membayangkan api penyucian ada di depan mata kita, kita akan berjuang lebih gigih untuk menghindarinya dengan berusaha keras jangan sampai kita jatuh ke dalam dosa, dan kita akan melakukan lebih banyak tobat serta perbuatan baik untuk memberikan silih atas dosa-dosa kita.

Berhubung dengan semua ini, kalau - sesudah meninggal - kita harus meluangkan waktu tertentu di api penyucian, Alalh dalam kerahiman dan keadilanNya akan menjamin bahwa ada orang yang akan mendoakan kita, sama seperti kita telah mendoakan jiwa-jiwa di api penyucian ketika kita masih hidup.  Di antara mereka kiranya ada jiwa yang sudah kita doakan dan sekarang sudah berada di surga.  Persekutuan para kudus adalah suatu realitas yang sangat berkuasa dan memberikan penghiburan.

Hendaknya kita ingat juga bahwa di samping mendoakan jiwa-jiwa di api penyucian, kita dapat membantu mereka dengan cara-cara lain.  Katekismus Gereja Katolik menjelaskan: "Sudah sejak zaman dahulu Gereja menghargai peringatan akan orang-orang mati dan mempersembahkan doa, terutama kurban Ekaristi, untuk mereka, supaya mereka disucikan dan dapat memandang Allah dalam kebahagiaan.  Gereja juga menganjurkan amal, indulgensi, dan karya penitensi demi orang-orang mati." (KGK 1032)

Sungguh, cara yang paling efektif untuk membantu jiwa-jiwa kudus adalah mengupayakan agar Misa dipersembahkan bagi mereka.  Sejumlah orang memiliki kebiasaan yang saleh dan patut dipuji untuk menyelenggarakan Misa yang dipersembahkan khususnya bagi jiwa-jiwa di api penyucian, yang tidak lagi memiliki seorang pun di dunia untuk mendoakan mereka.

Kembali kepada pertanyaan berapa lama kita harus mendoakan para arwah, anjurannya adalah teruslah berdoa tanpa henti.  Kita tidak pernah dapat mengetahui kapan seseorang boleh meninggalkan api penyucian dan masuk surga.  Dan seandainya mereka tidak lagi memerlukan doa-doa kita, doa kita tetap ada gunanya.  Tidak ada doa yang "sia-sia".  Allah menjamin bahwa pahala doa kita akan diberikan kepada orang lain yang membutuhkannya.  Kalau orang-orang yang kita cintai dan kita doakan kini sudah ada di surga, Allah akan mengizinkan mereka untuk menyalurkan pahala doa kita kepada anggota keluarga lain yang masih di bumi dan membutuhkannya.  Dan, bagaimanapun, semua doa kita akan membantu menguduskan diri kita.

(Sumber: Ketika Iman Membutuhkan Jawaban, Buku 1, Rm. John Fladder, Dioma, 2010)