You are here : Home Iman Apa Dasar Ajaran Maria Imakulata?

Apa Dasar Ajaran Maria Imakulata?

Maria Imakulata atau Maria Dikandung Tanpa Noda ini berarti Maria, tidak seperti mahluk insani lain mana pun, dikandung tanpa noda dosa asal.  Kata Inggris "Immaculate" berasal dari kata Latin "Immaculata" yang berarti "Tanpa Noda".  Seperti kita tahu, dosa asal yang dilakukan Adam dan Hawa mempengaruhi semua keturunan mereka, sehingga setiap orang dikandung dalam keadaan dosa asal.  Pada dasarnya, dosa asal ini menimpa setiap jiwa, dan dengan demikian setiap jiwa kehilangan rahmat pengudus; artinya, kehilangan hak untu ambil bagian dalam kehidupan dan kodrat Allah sendiri.  Untuk memulihkan keadaan rahmat pengudus inilah kita dibaptis.

Dengan mengatakan bahwa Maria Dikandung Tanpa Noda, kita mau mengatakan bahwa berkat rahmat khusus Allah, Maria dibebaskan dari dosa asal sejak saat ia dikandung dalam rahim ibunya.

Apa yang menjadi dasar kepercayaan ini?  Suatu acuan implisit dapat ditemukan dalam Kitab Suci, yakni dalam salam malaikat kepada Maria pada waktu malaikat itu menyampaikan kabar sukacita, "Salam, Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu."  (Luk 1:28)  Ungkapan "penuh rahmat" adalah suatu terjemahan dari kata Ibrani "kecharitomene", yang berarti "yang sudah dipenuhi dengan rahmat" atau "sepenuhnya dirahmati."  Kenyataan bahwa Maria dipenuhi dengan rahmat merupakan sesuatu yang terjadi pada masa yagn lalu dengan pengaruh yang lestari.  Artinya, Maria sudah penuh rahmat ketika malaikat menampakkan dir kepadanya, dan ia tetap demikian sepanjang hidupnya.

Memang tidak ada acuan eksplisit untuk pengandungan tanpa noda dalam Kitab Suci, tetapi kepercayaan akan tradisi ini sudah sangat tua.  Mengutip Konsili Vatikan II, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan, "Para Bapa Gereja Timur yang menyinggung pengandungan tak bernoda adalah Santo Efrem, pujangga Gereja abad ke-4.  Ia menulis, "Hanya Engkau dan BundaMu yang sungguh indah dan pantas dihormati, sebab dalam Dikau, ya Tuhan, tidak ada noda, dan dalam diri bundaMu tidak ada cela." (Carm. Nisib. 27)

Suatu masalah teologis yang terkait dengan kepercayaan bahwa Maria dikandung tanpa noda muncul dari kata-kata Maria dalam Magnificat: "Hatiku bersukacita karena Allah, Juruselamatku" (Luk 1:47).  Ada kesan bahwa Maria pun dikandung dalam dosa asal dan membutuhkan seorang Juruselamat.  Masalah ini diperkuat oleh tulisan Santo Paulus kepada Jemaat di Roma bahwa "semua orang telah berdosa," (Rm 3:23, 5:12) frasa ini menyiratkan bahwa semua mahluk insani, termasuk Maria, ditaklukkan kepada dosa dan memerlukan seorang Penebus.  Ayat-ayat ini mendorong bahkan teolog-teolog besar seperti Santo Bonaventura dan Santo Thomas Aquino untuk menolak ajaran mengenai Maria dikandung tanpa noda.

Seorang Fransiskan kelahiran Skotlandia-lah yang memecahkan masalah ini, yakni Duns Scotus (+1308).  Ia mengajarkan bahwa Maria pun ditebus oleh Yesus, tetapi ia sudah menerima buah penebusan itu sebelum peristiwa penebusan itu sendiri terjadi, persis pada saat Maria mulai dikandung, sekitar 50 tahun sebelum Yesus mati di salib untuk menebus umat manusia.

Ada satu ulasan yang sudah digunakan selama berabad-abad untuk menjelaskan kebenaran ini: Seorang yang jatuh ke dalam sebuah lubang, dan kemudian ditarik ke luar dari lubang itu dikatakan bahwa ia telah diselamatkan dari lubang.  Demikian pula seorang yang dijaga sehingga tidak pernah jatuh ke dalam lubang juga dikatakan telah diselamatkan dari lubang.  Nah, Maria diselamatkan dari dosa asal seperti dalam contoh kedua.

Suatu pesta Maria dikandung tanpa noda sudah dirayakan di Timur pada abag ke-7 dan pesta yang sama dirayakan di Inggris pada abad ke-11.  Pesta Maria dikandung tanpa noda sudah dirayakan secara universal sejak abad ke-15.

Dogma Maria Imakulata dimaklumkan Paus Pius IX pada 08 Desember 1854 dalam Bulla Ineffabilis Deus.  Menanggapi banyak permintaan dan sesudah berkonsultasi dengan para Uskup di seluruh dunia, Paus mengajarkan, "Berkat rahmat yang unik dan karunia istimewa dari Allah yang Mahakuasa, dan mengingat pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, Perawan Maria yang teramat kudus sudah dibebaskan dari segala noda dosa asal sejak saat ia mulai dikandung."

(Sumber: Ketika Iman Membutuhkan Jawaban 1, Romo John Fladder, Dioma, 2010)