Romo Alexander Erwin Santoso, MSF, Ketua Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta, beberapa waktu yang lalu sempat bertandang ke Gereja Stasi Santa Maria Imakulata untuk memimpin Misa Kudus. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Sabitah berbincang-bincang sejenak bersama Romo Erwin dengan 2 pertanyaan pokok: (1) Apa tantangan keluarga Katolik dewasa ini?; dan (2) Apa harapan Romo Erwin untuk keluarga-keluarga Katolik di KAJ?
“Tantangan keluarga Katolik sekarang ini sebetulnya hampir mirip dengan tantangan keluarga Katolik dahulu. Hanya sekarang ini ada tambahan tantangan baru dengan adanya media informasi dan kemudahan-kemudahan fasilitas. Semuanya serba cepat. Ini membawa pengaruh pada orang-orang untuk menjadi berpikir pendek.
“Sekarang ini, banyak orang bersikap ‘mudah menyelesaikan masalah’, bukannya ‘mau menyelesaikan masalah’. Mudah menyelesaikan masalah artinya orang itu mau cepat selesai. Karena mau cepat selesai, maka jalan-jalan pintas biasanya yang diambil -jJalan-jalan yang nantinya ternyata kurang menguntungkan. Misalnya, pasangan suami-istri maunya cepat-cepat bercerai atau pisah rumah. Mau cepat selesai, bukannya mau menyelesaikan masalah. Masih banyak contoh kasus lainnya lagi.
Kembali kita jelang Natal, sebuah peristiwa keluarga, karena kita bersama menyambut seorang Bayi (Tuhan Yesus Kristus) dalam sebuah keluarga (Santo Yosef dan Santa Maria). Kalau berbicara tentang keluarga, mungkin akan menjadi lebar dan luas, karena dapat juga menyangkut keluarga besar dari 2 orang yang disatukan dan membentuk keluarga baru. Kali ini, marilah kita bersama berbicara tentang Keluarga Inti Katolik yaitu suami/ayah, istri/ibu, dan anak-anak yang menjadi anggota Gereja Katolik karena pembaptisannya, karena pernikahannya, karena lahir dalam keluarga Katolik.
Dalam dunia moderen yang serba maju dan serba cepat seperti sekarang ini, keluarga-keluarga Katolik yang tinggal di Jakarta mau tak mau harus mengikuti arus hiruk-pikuk dunia sekelilingnya. Kerasnya perjuangan untuk dapat bertahan dalam hidup yang demikian ini membuat banyak keluarga Katolik mengalami keletihan jasmani dan rohani. Hidup bagai robot dengan waktu-waktu yang serasa telah terprogram dan terjadi demikian setiap harinya. Rutinitas yang membuat jenuh, belum lagi kemacetan parah yang sering melanda Ibukota Jakarta. Masih adakah tersisa waktu untuk berkumpul bersama keluarga?
Add a comment
Inilah sebuah percakapan antara seorang suami (S) dengan seorang psikolog (P).
P: Apa pekerjaan Bapak?
S: Saya seorang Akuntan di sebuah bank ternama.
P: Istri Bapak?
S: Istri saya tidak bekerja. Dia hanya seorang Ibu Rumah Tangga.
P: Siapa yang menyiapkan makan pagi untuk keluarga, Pak?
S: Istri saya, karena istri saya tidak bekerja.
Hampir semua perkawinan dimulai dengan perayaan yang meriah. Bersama keluarga dan para sahabat, setiap pasangan memiliki banyak harapan dan mimpi yang indah untuk kebersamaan mereka di masa mendatang. Tetapi jalan menuju perkawinan yang bahagia itu jauh dari mudah. Statistik perceraian dewasa ini membuktikan bahwa banyak pasangan yang memilih untuk tidak mau lagi berjalan bersama dalam perkawinan dan memilih untuk bercerai.
Memang mudah untuk hanya menyalahkan angka perceraian yang tinggi pada hal-hal seperti tidak adanya kualitas waktu kebersamaan, membiarkan kepahitan dan penolakan tumbuh dalam hati masing-masing, dan ketidakmampuan untuk membangun komunikasi yang baik antara satu dan lainnya. Tidak ada habis-habisnya buku, artikel, dan seminar yang mencoba mengupas dan memberitahu bagaimana caranya untuk meningkatkan relasi dalam perkawinan. Memang kualitas waktu, pengampunan dan komunikasi adalah hal-hal yang vital dalam menciptakan perkawinan yang bahagia, tetapi pada saat hal-hal tersebut tidak terjadi dalam perkawinan, ini menjadi tanda adanya masalah yang lebih rumit lagi yang sebenarnya sedang terjadi. Selama masalah itu tidak dicoba ungkapkan dan dipecahkan bersama, maka tidak akan ada usulan-usulan perbaikan yang dapat berjalan dengan baik.
Untuk mengetahui apa yang diperlukan bagi sukses relasi perkawinan, marilah kita baca kutipan ayat-ayat Kitab Suci berikut ini:
Add a comment